Epic Ending Preman Pensiun 8

Preman Pensiun, TImur Budi Raja, Bangkalan, Bojonegoro, Jawa Timur, Sastrawan, Reveiw Film, Kebudayaan, EKonomi Kreatif, Kesenian, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia


Epic. Akhirnya PP 8 berakhir dan ditandai dengan beberapa peristiwa penting:

Pertama, Ibing dan Didu mulai bekerja di pasar, membantu Taslim, Mawar dan Ajun. Kang Gobang dan Kang Bubun juga sudah mendapatkan pekerjaan yang baik, sekali pun penghasilannya tak seberapa. Sesi adegan ketika Kang Ujang menelpon Kang Gobang dari pabrik kecimpring, di kantor Kang Cecep menunjukkan, bagaimana Kang Gobang, bahkan merasa sangat menyukai pekerjaan barunya. Taslim kemungkinan besar akan mencari pekerjaan baru, yang disebut Kang Cecep sebagai "bisnisnya sendiri".

Kedua, Deni memiliki waktu yang tepat mengungkapkan keinginannya menikahi Aisyah. Artinya Deni akan berumah tangga dan bisa jadi, ke depan, pada PP berikutnya, Deni pasti meninggalkan terminal mencari pekerjaan yang lebih baik secara pendapatan. Di sisi lain, cinta Irin yang diam-diam terhadap Kang Ujang, akhirnya tak berlanjut, setelah mengetahui Kang Ujang sudah memiliki isteri dan anak. Sesi adegan ketika Irin menghindari tatapan Kang Ujang dan justru malah menyapa Kang Cecep, menurut saya keren, sebab secara tak langsung, pesan yang disampaikan film Preman Pensiun adalah bagaimana tokoh-tokoh karakter yang terdapat di dalamnya, kemudian pulang untuk memilih mencintai dan memiliki keluarga kecilnya.

Maos jugan

Ketiga, teman-teman Deni di terminal, yaitu Jack dan Iding akhirnya menemukan O'ok dan Ableh sedang menjambret (pada beberapa episode sebelumnya, pernah terdapat sesi adegan Otang bertanya kepada Deni; apakah teman Deni, Si O'ok masih menjadi jambret? Deni yang baik dan lugu saat itu menjawab "tidak lagi"). Jack dan Iding mengejar O'ok dan Ableh, sekaligus menghajarnya tanpa ampun. Di sisi lain, teman-teman Roy di parkiran mendapatkan kesadaran baru atas pekerjaan mereka di parkiran. Mereka tak harus bertanggung jawab dan membayar setoran ke Bang Edi. Anak buah Roy di kaki lima juga memberi pesan yang senada terhadap Bang Edi.

Keempat, Bang Edi tumbang setelah mendapatkan jawaban yang perih dari teman-teman Roy. Bang Edi yang digambarkan sebagai sosok yang keras dan sangar, ternyata hanya seseorang bermental preman, jago gertak, rapuh dan berpenyakit jantung. Tumbangnya Bang Edi, berarti juga tumbangnya kekuasaannya sebagai penguasa tiga titik lahan parkir dan kaki lima, serta hancurnya  mimpi-mimpi menjadi calon legislatif dari Partai Parasit.

Bagi saya, ending Preman Pensiun 8, kali ini, tak kalah anggun dengan ending PP sebelum-sebelumnya, sekali pun salam olahraga terhitung tak terlalu mewarnai episode menjelang akhir film ini.

Maos jugan

Tetapi -inilah Preman Pensiun, sinetron yang memiliki tawaran dan karakter berbeda dari sinetron pada umumnya di negeri ini-, untuk memenuhi libido penonton (yang "keasyikan" memusatkan perhatian pada urusan perkelahian, selalu merindukan salam olahraga dendam berbalas dendam, hingga lupa bahwa di dalam tayangan ini sarat pesan moral dan tuntunan), sekaligus pesan tegas untuk memerangi jambret, Pak Aris Nugraha memasukkan salam olahraga sebagai sesi adegan akhir PP 8: O'ok dan Ableh, dua pejambret akhirnya dihajar tanpa ampun oleh Jack dan Iding, dua jawara terminal.

Dramatik dan penuh guyonan cerdas. Semoga Preman Pensiun 9 ke depan segera rilis dan lebih kaya tema. Salam Olahraga. Minal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.

Selamat berlebaran.

*Timur Budi Raja adalah Sastrawan Bangkalan yang menetap di Bojonegoro.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak