Cerpen: Kota Tua dan UK

Cerpen, sastra madura, sastra indonesia, mat toyu, basa madura, bahasa madura, bhasa madura, sumenep, pamekasan, kaleanget, poteran, sastra minggu

Aku kuliah di UK, sebuah Universitas di Kota Tua, Kalisanat yang disingkat UK (Universitas Kalisanat), kota ini terletak di dekat pelabuhan Kota Kalisanat, pelabuhan Kalisanat yang telah menjadi penghubung dengan daerah-daerah di sekitar, seperti kawasan tapai hingga semenanjung lainnya. Pelabuhan (kota) Kalisanat telah menjadi pusat perdagangan pada zamannya, berbagai macam rempah-rempah, seperti jarangkeng, tapai, belalang. Garam menjadi komoditas paling dicari di Kota Tua ini. Di sekitar kota tua ini, terbentang luas proses pembuatan garam yang di masanya dikirim ke berbagai penjuru dunia. Selain diangkut melalui pelayaran dengan kapal-kapal besar, juga diangkut melalui angkutan darat, seperti kereta api dan truk.

Sore ini, menjelang terbenamnya matahari, aku duduk sendirian di peron stasiun kereta, di depanku, kantor pos megah yang penuh dengan sejarah itu berdiri kokoh, seperti ingin mengatakan bahwa aku akan berdiri kokoh selamanya, kantos pos itu merupakan bangunan sisa zaman negara kincir angin yang masih bertahan hingga sekarang, hingga kereta api di Pulau Ubi ini kembali diaktifkan. Aku menunggu pujaan hatiku. Aku mengajaknya pulang untuk menemui orang tua di kampung halaman, Kabupaten Talon, pesisir pantai utara Pulau Ubi ini.

Maos jugan

Kalian belum tahu bahwa jalur kereta ini mengarah ke pesisir pantau utara? nanti aku ceritakan jika pujaan hatiku sudah datang dan kami masuk bersama ke dalam gerbong kelas ekonomi. Aku clingak clinguk sendirian. Berdiri keluar. Ia belum nampak batang hidungnya. Bentar lagi kereta akan berangkat. Aku pulang, lantaran kuliahku sudah selesai. Tugas akhirku adalah tentang pertahanan maritim, aku mengambil program studi ketahanan pangan maritim.

Laut beserta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya hingga detik ini, masih tidak digarap secara serius, aku mencoba mempelajarinya, sebagai orang yang lahir dari Rahim pesisir, aroma laut, garam, rumput laut, lokan, kepiting, cangkang, ubur-ubur, cumi, dan biota laut lainnya menjadi aroma tersendiri dalam hidupku. Ia menjadi aroma segar yang tak bisa aku jauhi. Orang-orang menganggapnya sebagai kawasan kumuh, namun bagiku, aroma itu tak bisa aku tukar dengan apapun, hari ini, kawasan-kawasan kumuh itu telah tiada, orang sudah tahu dan menyadari bahwa perdagangan yang bersih-higinis sebagaimana anjuran agama adalah prioritas utama. Kami berusaha keras menjaga kebersihan kota tua ini.

Moas Jugan

Disebut kota tua, kota ini sempat nyaris mati suri dalam beberapa dekade, sebelum kereta ini diaktifkan kembali, kota Kalisanat ini tak begitu ramai dikunjungi, pelayaran dengan kawasan-kawasan di selatannya nyaris lumpuh. Hanya hidup, tak lagi memiliki progresifitas yang tinggi. Hal itu berubah sejak kembali diaktifkannya jalur kereta api ini, yang tidak hanya mengangkut penumpang, namu juga mengangkut kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, seperti garam, tebu dan tembakau.

Proses kembalinya jalur kereta api ini tidaklah gratis, ada pertikaian, konflik, ketegangan yang bertahan dalam beberapa dekade terakhir, bagaimana tidak, rel kereta api di jalurnya yang dibangun di zaman penjajahan itu, tidak hanya tertimbun tanah, melainkan di atasnya tumbuh bangun-bangun yang ditempati oleh warga, masyarakat setempat, bukannya hanya rumah, mushallah dan masjid yang harus dibongkar, melainkan asta, kuburan nenek moyang juga harus dipindah di atas tanah yang disebutnya sebagai tanah negara itu. Sebuah negara takkan memiliki wilayah (tanah) jika tak ada warganya.

Proses pembongkaran rumah-rumah, mushallah, masjid hingga kuburan itu mendapat perlawanan yang tidak bisa diremehkan begitu saja, cucuran air mata hingga cucuran darah terjadi. Carok tak dapat dielakkan. Di tahun-tahun itu, perang saudara terjadi di sepanjang jalur kereta api. Pemerintah setempat memang menjanjikan ganti rugi dan ganti untung. Rumah dan bangunan beserta masjid atau mushallah, juga memindahkan kuburan yang mungkin telah tersisa tulang-belulangnya. Namun siapa yang bisa mengembalikan segala kenangan yang berada di atas tanah itu. Setiap manusia tak mau kehilangan kampung halamannya sebab telah terjalin komunikasi yang panjang antara ia dengan kampung halamannya. Apalagi sampai harus memindahkan kuburan yang meskipun telah tersisa tulang belulangnya.

Maos Jugan

Aku masih menunggu pujaan hatiku sembari meregangkan badan. Badan ini mulai kesel. Kereta juga mulai berangkat. Aku sudah pesen dua tiket kereta. Jika ia tidak datang, hanguslah uang itu. Jika pun tak mau ikut, mestinya ia mengabari.

pelan namun pasti, pergolakan dan penolakan terhadap pengaktifan kembali jalur kereta api ini mulai mereda semenjak orang-orang mulai tidak berdaya melawan, mereka bukan tidak berdaya, mereka terpaksa memilih pindah ke tempat-tempat yang kosong, memulai kehidupan baru, memulai cerita baru, mereka berharap dengan ganti untung yang tidak seberapa itu, bisa membuat kehidupan mereka lebih baik, ada yang membuka toko kelontong di Ibu Kota Negara yang baru, awalnya, banyak yang berniat meninggalkan pulau ubi ini sebegai bentuk perlawanan, agar tidak ada yang naik kereta api, agar perusahaan sepur itu rugi, namun banyaknya orang-orang yang pulang dari tanah rantau, dan memilih pulang dengan naik kereta api, orang-orang yang baru pulang dari rantau itu, telah memiliki hp berkamera bagus, mereka berfoto-foto ria dan disebarkan di luaskan di media sosialnya, membuat semua orang ingin menaiki kereta api. Orang-orang pun banyak yang menjadi penumpang kereta api. Bahkan mereka yang berniat melawan, tak mau menaiki kereta, sekarang dengan senang hati membeli tiket dan naik kereta api. Apalagi mereka tak bisa tidak jika terlalu lama tak berdoa di kuburan sesepuhnya. rasa haus dan dahaga menyelimuti hari-harinya.

Awalnya kereta ini memang tidak terbuka untuk umum, melainkan hanya untuk kereta barang, seperti mengangkut garam, tebu, dan tembakau, gas, minyak, baru beberapa tahun kemudian di buka untuk umum. Banyaknya orang-orang yang naik kereta pada saat kereta ini mengangkut barang, mereka naik ketika kereta berjalan pelan, melihat itu, kemudian kereta ini dibuka untuk umum.

Aiii kereta ini mau berangkat. Pujaan hatiku belum juga datang. Apa yang terjadi dengannya. Apa Ia tidak cinta padaku. Apa ia sudah bosan denganku. Atau ia tak mau ikut ke pesisir pantai utara? di dekat pelabuhan Pantai Jodoh. Sungguh menyakitkan. Haruskah aku melangkah seorang diri menuju gerbong kereta. Bagaimana jika nanti ia berlarian, berteriak-teriak minta ditunggu, sembari mengejar kereta? Aiii

“Woyyy! Ayooo naik kereta. Cepat! Kamu tidak punya pujaan hati. Sadar Woyyy!!!”

Kamu ternyata tak mau ikut aku. Baiklah! Selamat Jalan Kalisanat, terima kasih telah memberiku banyak pelajaran.

 

Palalangan, 01 Oktober 2023

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak