Pangsa Pasar Paling Menggiurkan

Pasar indonesia lalampan.com



Tidak dapat dipungkiri, penduduk yang berjumlah 280 juta jiwa, bukan jumlah yang sedikit, bangsa yang besar, dari Sabang sampai Merauke, dimana mayoritas masyarakatnya dapat dikatakan sangat konsumtif meskipun berada dalam posisi ekonomi yang tidak seberapa. Apalagi hari ini, banyaknya platform, marketplace, aplikasi belanja online telah menghadirkan kemudahan, kenyamanan dan kecepatan untuk mendapatkan barang-barang yang berada di tempat jauh, jadi semakin terjangkau.

Banyaknya jumlah penduduk tersebut menjadi objek tersendiri bagi negara-negara luar untuk menjadikan bangsa ini sebagai pangsa pasar yang besar, tidak perlu untung yang besar dalam satu barangnya, diawali dengan dibelinya satu-dua barang brended, murah nan terjangkau, itu akan membuat si pembeli pertama, akan mengajak orang-orang terdekat untuk membeli barang yang sama pula.

Bangsa yang jumlah penduduknya mencapai 280 juta jiwa ini ditopang oleh enam agama serta banyak kepercayaan, serta banyak aliran di dalamnya. masing-masing agama memiliki hari-hari besar, jika melihat perayaan-perayaan besar dalam agama islam saja, cukup mengesankan, mulai dari lebaran idul fitri, idul adha, serta perayaan atau peringatan hari besar islam.

Maos Jugan

Dalam Idulfitri, dapat kita saksikan, orang berbondong-bondong untuk berbelanja, membeli segala kebutuhan lebaran, baju-baju diperbaharui, jika ditelisik lebih mendalam, tentu kebutuhan kain meningkat pesat dalam tempo yang cukup singkat, tak dapat dipungkiri kebutuhan bahan baku meningkat tajam, lalu pertanyaannya, siapa yang memberi modal? Siapa hulu dari perdagangan ini? orang islamkah? atau orang islam hanya menjadi objek perdagangan belaka? kita dapat menyaksikan setiap menjelang lebaran, nampaknya semua orang berbelanja baju. itu akan menjadi puncak capital tertinggi. Itu baru kain, belum bahan baku lainnya. Siapa yang tidak tergiur untuk berinvestasi di Indonesia, di negeri gemah ripah loh jinawi ini.

Ketika lebaran pula, kita menyaksikan snack-snack menghiasi toko-toko, serta pada hari lebaran pula, kita saksikan di atas meja begitu banyak jajanan/snack yang sangat enak nan gurih, renyah, tentu saja kita harus berpikir ulang, siapa yang berinvestasi itu? kebutuhan tepung, serta bahan baku lainnya, tentu saja membutuhkan modal yang tidak sedikit, apalagi jumlah masyarakat muslim yang mencapai 87.2% (indonesia.go.id/profil/agama), kurang lebih sekitar 207 juta masyarakat muslim.

Apa yang tidak laku dijual di Indonesia, tahun-tahun 2007an, ada begitu banyak motor-motor seperti SuperX, SuperFit, yang terindikasi sebagai barang yang menyerupai Supra, motor-motor itu datang dengan harga yang lebih murah dan terjangkau, tentu ini membuat orang merasa bahagia dengan motor murah itu. hari ini barang-barang dapur kita sudah bukan barang buatan dalam negeri, apalagi mau menggunakan barang, alat-alat yang diproduksi dari daerah setempat. sudah ketinggalan zaman.

Maos Jugan:

Kompor gas, bahkan kompor gas akan beralih menjadi kompor listrik, ketika semuanya sudah teralihkan pada bahan baku listrik, tentu kebutuhan akan pembangkit listrik semakin banyak. Di Indonesia pembangkit listrik masih menggunakan batubara. tentu akan sangat menguntungkan pengusaha batubara.

Siapa yang tidak mau berinvestasi di negeri ini. negeri yang gemah ripah loh jinawi ini. Bangsa ini dilarang menyadari bahwa dirinya memiliki banyak kekuatan besar untuk bangun, mandiri, dan berkaki di atas kaki sendiri. Berdasarkan ekonomi kerakyatan yang ada. hal yang paling mengecewakan adalah beras harus impor, garam juga mesti impor padahal Indonesia merupakan negara Maritim dan Agraris. Namun Bangsa ini dilarang menyadari hal itu, bangsa ini akan selalu dibuat berkonflik, pecah belah, agar tak mencapati hakikat kemerdekaannya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak