Cuaca Dalam Rumah


Cuaca Dalam Rumah

 

Menjelang lima pagi

Matahari melompat dari muka jam

Mencomotkan papan dan ranjang

 

Seorang ayah bangkit awal

Merepi bayangnya. Ia berderek

Seperti tulang belakang

Yang terkehel.

 

"Cuaca Dalam Sebuah rumah"

 

Satu serpih diberi kepada Ibu

disapu pada roti bagai mentega

Digigit untuk lima sekeluarga.

 

Satu serpih sebagai belanja saku

dikongsi tiga anaknya

Alas tengahari sehingga senja.

 

Liur hujan menitis dari potret keluarga

Kulit taufan berselerak di atas meja

 

di muka pagi awan menyisih ke jalan

Menjadi cemeti hujan. di pangkal hari

Seorang Ayah gelincir di jalan

disebat kelaparan

 

Dusun Garincang Tang-batang lao’

(2022/12/02)


Maos Jugan:


Bait yang Hilang

 

Ada ketakutan di matanya;

Bicara terasa sendu di kedua bola mata hitamnya

 

Huruf-huruf itu disusun begitu rapi

Namun kegelisahan mengalir di wajah yang

 

Jika dirinya tiada, bagaimana dengan setiap

Kata -kata tertinta di setiap kepingan ini

Jika ia hilang lantas dengan cara apa kau tahu

Aku pernah mengagumimu di dalam setiap bait puisiku.

 

 

2022


Maos jugan

  

Puisi Sajak Biru

 

Pada sepi yang makin gigir,

Pada batas rasa kehilangan ini.

Aku biru.

 

Seluruh laut pulang padaku

Tanpa ombak dan perahu~perahu.

 

Waktu hanyalah seorang utusan

Pemberi renik-renik bangkai

Yang lama terapung~apung

Di hatimu.

 

Sedang di sini,

Mercusuar hanya menggigil,

Sampah-sampah mengambang

Dan ikan-ikan terkapar

di kedua mataku.

 

 

2021-2022


Maos jugan

 

Dua Burung

 

Dua burung rinduku sering berkicau tiap pagi terbelah

Keduanya mematuki teras rumah

Mengumpulkan sisa kenangan,

Kadang juga terbang tak tentu arah

 

Hingga suatu sore

Mereka berpisah

Yang satu pulang

Yang satu hinggap di ranting panjang

 

2022

 

Derai~Derai Cemara

 

Hidup hanya menunda kekalahan.

Tambah tersaring dari cinta sekolah rendah

dan tahu ada yang tetap tidak terucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah.

 

"Semoga cepat sembuh"

 

Buatlah puisi.

Bebas, ditulis tangan yang rapi,

 

Pusing.

 

Guruku memberi tugas

 

Tugasnya susah sekali.

 

Kepalaku.

 

Pikiranku.

 

Sungguh lah pusing

OH pusing, pergilah dari kepalaku

 

 

2022

Secangkir Kopi Bantal api

 

Seruput secara perlahan-lahan hadirlah sebuah kenikmatan,

Yang bisa kulontarkan dengan rasa syukur pada Tuhan.

Asap rokok menggelabuhi ruangan

Mengancam paru-paruku

Mengecam kesehatanku

 

Suara materi remang mengambang dalam pikiran.

Halusinasi datang membuyarkan kefokusan.

Secangkir kopi kuhirup perlahan...-...lahan

Melawan semua godaan syaitan

 

Sembari kuhisap sebatang rokok

Mampu menenangkan pikiran

Membangun kan keterpurukan

Dalam ketimpangan problem kehidupan.

 

Secangkir kopi bantal api mampu menghasilkan inspirasi

Membuatku lebih kreatif lagi.

Salam pecinta kopi Nusantara

Batang Batang laok Sumenep

 

16 Januari2022

  

Puisi 17 Agustusan

 

seandainya ikut pertandingan 17 Agustusan

Krupuk mentah dipinggir wajan Mak tak ada

Minyak untuk menggoreng, katanya lagi naik

Daun untuk harga cuma 3 sendok sayur buat krupuk matang

Di bawah tiang bendera, aku melamun sambil

Lihat pengumuman di gardu pos. Pertandingan

Gigit uang di dalam jeruk di poles gemuk hitam

                             

Aku harus ikut!

Akan kumenangkan sebanyak-banyaknya uang

Walau hanya recehan buat tambahan Mak beli

Minyak agar krupukku mengembang...

Ilenkrembulan

Sejenak hadir menapak tilas kehidupan.

Dalam

Pancaran harapan. Ada dia yang selalu menemani 

 

Wednesday, Januari.21/2022


Maos jugan

 

 

Hujan Sik-risik Tiada Pati Raja

 

"Kesepian adalah benang-benang

Ulat sutera yang perlahan-lahan

Lembar demi lembar mengurus orang sehingga

ulat yang ada di dalam ingin segera melepaskan diri menjadi kupu kupu"

 

 

18 Januari 2022

 

Nailussururi, Warga Tang Batang Laok, Batang-batang Sumenep, Alumni Taufiqurrahman Longos Gapura. Bolak-balik Madura-Jakarta: Jaga Toko Kelontong.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak