Laksana Kefanaan, Rowi El Hamzi

sastra madura, carpan, bahasa madura, rowi el hamzi, longos, gapura, sumenep, pamekasan, sampang, bangkalan, jawa timur

Laksana Kefanaan

 

 

Jika hidup kau terjemahkan dengan berbagai penderitaan

Lalu apa yang tersisa darinya tentang kebahagiaan

 

Semua diakibatkan karena engkau berangkat dari titik yang tidak seharusnya dilakukan

Tentu hidup kau lihat bukan dari sebuah anugerah

Engkau selalu memandangnya dari sudut kekurangan yang merupakan kelemahan dasar sifat manusia

Dari sana

Engkau tak pernah menemukan sudut luas yang memungkinkan dirimu untuk sekedar mengucap syukur

Berterima kasih atas segala apa dan dimana engkau sekarang berada

 

Dalam suasana seperti itu

Secara tidak langsung engkau telah menggiring dirimu kesisi tersulit dalam menjauhkan rasa dari menikmati lezatnya kehidupan

Engkau pun buta

Tak bisa melihat berbagai macam nikmat yang sebenarnya tak terhitung sedang engkau berada didalamnya

Karena keberadaannya terlalu besar didepan mata

Laksana engkau terjebak dalam lorong gua yang berada dibawah gunung tinggi menjulang

 

Baiknya segera geser pengertianmu menjauh

Demi melihat bermacam nikmat yang besarnya menjulang langit serta tak terjangkau alat hitung

 

Atau keadaan yang akan datang menggunakan tangannya untuk memaksa mengasingkan dirimu agar dapat melihat tumpukan nikmat yang tak mampu engkau lihat

 

Karena hanya penderitaan yang memiliki belenggu kuasa untuk menggiring manusia kedalam ruang kesadaran dengan mengusir keberadaan nikmat nikmat yang tak dianggap

 

Memang

Kebanyakan manusia tak tahu diuntung

Dengan hanya setitik suasana dimana rasa tak seharusnya ia berada

Berbagai anugerah dan nikmat seketika lenyap

Hilang tak tersisa

 

Seakan akan harapannya musnah

Dan keberlanjutan masa hidupnya terasa hancur lebur

Seperti tak lagi memiliki masa depan

 

Maka tak salah kiranya ungkapan

Hidup bahagia serta menderita sebenarnya sedikit banyak bergantung pada pola pengertian yang dibangun

Jika ditata menggunakan rasa kurang

Tentu akan berbentuk keserakahan yang tampilan kesemua sisinya sebagai ketidakpuasan dan kekhawatiran

Dan apabila ditata dengan rasa syukur akan melahirkan kepuasan kepuasan yang mendamaikan

 

Maka dari itu perlu diingat

Sejahtera bukan dilihat dari seberapa banyak kebutuhan dapat ditutupi dengan tumpukan materi tak terbatas

Tetapi lebih berfokus pada batin yang dapat mengelola dan mencerna keadaan dari beberapa keterbatasan kemudian menutupinya dengan berbagai limpahan nikmat yang telah dipergunakan dengan tanpa mengeluarkan sepeserpun dari perbendaharaan uang dan kekayaan

 

Bahagia itu hak dasar manusia

Sedang penderitaan adalah sesuatu yang diada adakan dan dipaksakan

 

Maka untuk apa hidup

Hingga sampai lupa untuk bahagia

 

 

12 Jumadil Aher 1445


Maos jugan

 

Cahaya Mata

 

Bunuhlah ketakutan mengarungi samudra kehidupan

Walau engkau ingin selamanya berdiri di tepi pantai

Arus akan menyeretmu untuk mendayung Mempertemukan dirimu dengan ganasnya gelombang

Dan mengenalkanmu pada hangatnya peluk hembusan

Engkau bukanlah karang

Yang hanya menunggu buih

Serta hantaman derasnya gelombang

Engkau juga bukan pasir

Yang harus tidur menikmati mimpi indah berselimut deburan ombak

Engkau adalah kesatria

Yang tak pernah gentar mendengar gemuruh

Denting pedang dan lolongan srigala tak pernah melemahkan semangat para pejuang

Engkau juga bukan pecundang

Yang ciut nyali mendengar tajamnya pedang

Dan nama besar yang tersandang

Samudra hidup ini harus kau sebrangi

Dan buktikan bahwa engkau seorang laki laki

 


12 Jumadil Aher 1445

 

Dosa Diri Kita

 

Diri kitalah yang bermasalah

Bukan alam

Bukan kebijakan tuhan

 

Berhentilah

 

Tekanan bukan datang dari luar

Bukan disebabkan oleh hukum ketidakadilan semesta

Bukan karena ketidakberpihakan takdir

Semua sisi dari diri kitalah yang slalu bergejolak

 

Keinginan yang tak pernah padam

Keserakahan yang melebihi batas kebutuhan

Serta kesombongan yang terus menerus dikembangbiakkan

 

14 Jumadil Awal 1445


Maos jugan


*Rowi El Hamzi warga Longos yang konsisten menulis puisi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak