Kuperas Pelupuk Mata

Sastra Madura, Rowi El-hamzi, Bahasa Madura


Kuperas Pelupuk Mata


Ingin kuperas saja pelupuk mataku, biar gerimis air mata

Ingin kutendang saja dadaku

agar jantung berdegup ngilu

Sudah jenuh rasanya, menikmati suasana

Yang tenang seperti telaga

Yang teduh seperti taman bunga

Yang sejuk seperti setengah pagi

Yang sejahtera seperti putra mahkota

Yang mempesona hingga membuatku lupa

Seperti tak ingin ingat lagi

Bahwa hidup bukan untuk dinikmati

 

 

Madura, 2023


Maos jugan

 

 

Topeng Kayu

 

 

Manusia lahir ke muka bumi dalam keadaan telanjang bulat

Pakaian hanyalah embel embel hidup yang tiada gunanya

Demikian pula sebuah nama

Orang orang istana mukanya di tutup topeng

 

Topeng kayu

Topeng tembaga

Topeng kulit buaya

 

Semua topeng tersenyum manis dan ramah

Tapi mana ada topeng menyinarkan wajah kejujuran

Setiap kali melihat wajah ditutupi topeng

 

Aku mencium hawa yang tidak sedap

Hawa kuburan

Di atas pusaran di sapu bersih

Diberi pagar batu yang indah

Ditaburi minyak wangi

 

Ditaburi bunga bunga angsoka supaya nampak asri.

 

 

Rowi elhamzi 21-oct-23

 

 

Kami mempunyai pelajaran dari karbala,

jika sikap kalian hari ini pada palestina memilih diam,

kamipun sudah tau... Pantang hina

 

Jangan takuti kami dengan kelaparan karna kami putra Ramadhan

dan jangan takuti kami dengan kematian karna kami putra Muharrom..

 

***


Maos jugan

 


Kau

Yang terbangun dalam hati

Mengeja aksara jiwaku

Dalam selimut misteri

 

Duduklah bersila

Dalam seribu bahasa

Karena dengan cara itu

Pintu cintaku akan terbuka

 

Aku

Tidak seperti layaknya

Yang kau mengerti

Dari retorika umumnya

 

Bersemayamlah

Biarkan buih buih cinta yang akan menjelaskannya

 

 

Oktober 2023

 

Bermula dari ombak pasang

Yang menyediakan ruang

Bagi tubuhku

Ulakan air melahirkan kata-kata

Yang berloncatan seperti lidah api

 

Di paha-paha batu karang

Kata-kata bergerak dan meluap

Aku pun terdesak

Ke sudut sempit selangkanganmu

Yang gelap. Sebuah persetubuhan sunyi

Waktu yang terus menari dan menyanyi

Menciptakan ruang-ruang murni

Di balik ceruk ombak

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak