Lesbumi NU Pragaan Bersama Fatayat Gelar Pelatihan Handmade: Merajut Kreativitas dari Resin

pelatihan-kerajinan-tangan-fatayat-lesbumi-pragaan




Lalampan.com – Pragaan — Siang itu, Balai Desa Pakamban Laok berubah wajah. Meja-meja kayu berjajar rapi, dipenuhi cetakan resin, botol pewarna, serta gantungan kunci yang belum jadi. Puluhan perempuan muda tampak khidmat memegang cetakan, menimbang resin, dan merangkai ide di atas meja kerja mereka. Inilah suasana Pelatihan Kerajinan Tangan/Handmade hasil kerja sama Lesbumi MWCNU Pragaan dengan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Pragaan.

Acara ini dimulai pukul 13.00 WIB hingga selesai, diikuti oleh kader PAC Fatayat NU Pragaan yang datang dari empat Pimpinan Ranting: Pakamban Laok, Pakamban Daya, Jaddung, dan Sentol. Semangat belajar sore itu menyatukan perempuan-perempuan muda NU dari empat desa dengan tujuan yang sama: belajar, berkreasi, dan membuka peluang baru di rumah sendiri.

Dibuka dengan Pesan Kemandirian

Pelatihan dibuka langsung oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Pragaan, Kiai Hambali Makhtum. Dalam sambutannya, beliau menegaskan betapa pentingnya kader Fatayat memiliki keterampilan praktis yang bisa menopang ekonomi keluarga.

“Kita ini orang NU, bukan hanya kuat di pengajian dan sosial. Kita juga harus mandiri secara ekonomi, meski sederhana. Membuat kerajinan tangan ini salah satu jalannya,” tutur Kiai Hambali, disambut anggukan para peserta yang duduk bersila di lantai Balai Desa.

Dipandu Pemateri Muda NU

Pelatihan ini diisi oleh tiga pemateri muda Lesbumi: Musyfik, Alim, dan Faza. Ketiganya adalah wajah di balik Stand UMKM Nak-Kanak NU yang juga ramai pengunjung di Pragaan Fair yang (sedang) berlangsung sejak 26 Juli – 09 Agustus 2025. Kali ini, mereka membagi ilmu meracik resin menjadi kerajinan tangan yang unik dan bernilai jual.

Dari cetakan resin itu, para peserta diajak membuat gantungan kunci, asbak, hingga hiasan meja berbentuk keong laut dan motif lainnya. Langkah-langkahnya dijelaskan perlahan, mulai dari menakar resin, mencampur pewarna, menuang ke cetakan, hingga mengeringkan.

“Resin ini fleksibel. Kalau sudah paham teknik dasarnya, bikin bentuk apa saja bisa. Tinggal kreativitasnya saja,” jelas Alim sambil menunjukkan cetakan asbak berbentuk tengkorak mini.

Fatayat, Garda Keluarga

Di sela pelatihan, Ny. Fifi Sofiati Afifiyah, S.Fil.I., M.Pd., selaku Ketua PAC Fatayat NU Pragaan, terlihat mendampingi peserta satu per satu. Bagi beliau, pelatihan semacam ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bagian dari penguatan peran Fatayat sebagai garda belakang ketahanan ekonomi keluarga.

“Kami ingin kader Fatayat punya bekal keterampilan. Tidak semua harus kerja di luar rumah. Dengan kreativitas seperti ini, di rumah pun bisa produktif,” ujar Ny. Fifi sambil membantu seorang peserta merapikan cetakan resin yang masih basah.

Beberapa peserta tampak antusias bertanya. Ada yang meminta saran pewarna, ada yang ingin tahu cara menjual produk handmade di media sosial. Atmosfer belajar terasa cair, diselingi tawa kecil saat cetakan gagal atau resin tumpah.

Suasana Belajar yang Mengakar

Balai Desa Pakamban Laok hari itu seolah menjadi ruang bertemunya semangat perempuan muda NU: saling belajar, saling mendukung. Bagi Fatayat dari empat ranting, pelatihan ini juga menjadi ajang silaturahmi. Tidak sedikit peserta yang saling bertukar ide untuk membuat kelompok produksi kecil-kecilan di tingkat ranting.

“Setelah ini, Insya Allah di tiap ranting bisa mulai bikin. Biar nggak beli bahan jadi, tapi bikin sendiri. Kalau banyak yang tertarik, nanti bisa dijual bareng sebagai usaha warga NU,” kata Musyfik menutup sesi pelatihan sore itu.

Doa Menjadi Penutup

Sebelum peserta pulang, karya resin hasil belajar dikumpulkan di satu meja. Gantungan kunci warna-warni, asbak mini, hingga miniatur keong laut terpajang rapi. Beberapa peserta berfoto dengan hasil karya pertama mereka, penuh rasa bangga meski masih sederhana.

Sebagai penutup, acara diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ny. Fifi Sofiati Afifiyah. Dalam lantunan doa sederhana, tersemat harap agar ilmu yang diperoleh hari itu bermanfaat dan menjadi jalan rezeki baru bagi kader Fatayat di Pragaan.

Menjahit Kemandirian dari Desa

Dari balai desa di pinggiran Sumenep inilah, benih kemandirian kecil ditanam. Berawal dari resin, cetakan sederhana, dan tangan-tangan terampil, Lesbumi dan Fatayat NU Pragaan membuktikan bahwa ekonomi kreatif bisa lahir dari ruang belajar yang akrab. Mungkin skala produksinya belum besar. Namun dari satu gantungan kunci yang dijual, ada harapan agar keluarga tetap berdaya, mandiri, dan percaya diri.

Dari Pragaan, untuk Pragaan. Dari tangan Fatayat, untuk keluarga dan masa depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak