Budak
Lembaran Merah
Mungkin
Kau
bisa bahagia dengan harapan dan keinginan yang kau asumsikan tercapai
Tetapi
Bukankah
itu hanya sebentar
Karena
dalam sekejap saja kenyataan telah menghalau kebahagiaan itu kedalam sempitnya
bingkai kenangan
Bukankah
hari hari
Kau
lalui dengan berbagai kecemasan, kegelisahan dan kegundahan
Dalam
menjalani alur kehidupan yang tak pernah menjamin kepastian
Engkau
tersenyum sumringah
Padahal
dijadikan kuda kudaan hawa nafsu
Engkau
slalu berusaha tegar dan menampakkan topeng kebehagiaan
Dalam
kejamnya perbudakan palsunya keduniawian
Lalu
dimana letak kebehagiaanmu yang sebenarnya
Aku
bingung
Di
kepung beragam senyuman yang masih memerlukan berbagai penafsiran
Salasa Manes, 3 Jumadil Awal 1446
Maos Jugan
- Kaju Odhi' Paseser Tasellem
- Ngaronge Sagara Madura
- Perempuan dalam Pekerjaan Sosial
- Ajam Guring Pongkasan
- Ngala' Owanan ka Ji Tahir
Di
balik paras topeng indah wajah manusia
Seringkali
mengungkapkan misteri yang begitu mengerikan
Brutal,
bejad dan sadis
Obsesi
Impian
berlebihan
Telah
teridentifikasi sebagai biang kerok
dari
latar penyesatan
Namun
slalu dipakai
Demi
menutupi raut asli dari tampilan wajah jiwanya yang sangat mengerikan
Merias
topeng
Adalah
sepenggal cerita zaman
Yang
semakin menjadi trend
Dan
kita tak bisa memaksa untuk membuka topeng setiap orang
Sebab
suatu saat topeng masing masing akan tersingkap dengan sendirinya
Salasa
Manes, 03 Jumadil Awal 1446
Engkau
bisa menginterpretasikan cinta sesukamu
Semau
keinginanmu
Namun
Selagi
kenyataan tetap menghidangkan fakta terbalik dan rasa lain dari menu racikan
interpretasi yang diklaim
Selama
itu juga persepsi cinta bukanlah sesuatu yang pantas dipertahankan
Dan
selama rasa yang bertolak belakang tak kau akui sebagai bagian dari lirik cinta
Dimana
rasa sakit kau pisahkan dari kamus besar kebahagiaan
Engkau
belum bisa dianggap bukan sebagai seorang pecundang
1446
Maos Jugan
- Mengeja Mata Kekasihku
- Mendalami Ketubuhan dan Kebutuhannya
- Tidur di Dalam Puisi
- Gol Nyake’e Ate: Final Indonesia V Thailand
- Puisi Madura Sorat Ibrahim
Sudah
Segila Itukah Kehidupan
Hati
nurani sudah tak bisa dipandang dengan kasat mata
apa
yang tampak
itulah
yang dijanjikan seakan memberi kehidupan meski tak tahunya ia akan merongrong
masa depan
dengan
maraknya masa depan yang diperjualbelikan
seakan telah menjadi kebiasaan yang tak bisa
dipungkiri
dan
tak bisa dihindari.
hari
esok sudah bisa dicerna dan bisa diperkirakan
kau akan hidup gimana
Dan seperti apa
tentunya
kuasa lebaran merah yang semakin merajalela.
Titik
Dan koma apalagi tanda tanya akan semakin dibungkam dengan apa yang telah
mereka inginkan
Bagaimana
nasib penerus bangsa
Bagaimana
nasib anak-anak dan cucu kita
bila sebuah perjalanan hidup dalam
mengarunginya telah ditutup dengan Anarki bergerak diwaspadai diam dicurigai
Memang
bangsa sekarang sudah semakin cerdas tapi malah mudah untuk ditindas
masyarakat sudah semakin cerdik
tapi sangat Riskan untuk ditindik
itu semua akibat-akibat diperbudak oleh rasa
dan perut kita yang semakin lapar dalam berkuasa dan menguasa
*Mengenal Rowi El-Hamzi lebih dekat, klik & pece' neka langsung