Lalampan.
1444. Isro’ Mi’roj merupakan perjalanan panjang, dalam sejarah Islam, Peristiwa
Isro’ Mi’roj merupakan peristiwa penting yang penuh dengan sejarah hingga
datangnya perintah shalat. Diawali dengan duka lara yang sangat menyakitkan
bagi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, yaitu wafatnya istri Nabi
Muhammad, Siti Khadijah, sebagai pemimpin besar, sebagai manusia biasa, pada
saat kehilangan orang penting, tentu saja duka menyelimuti, begitu pula dengan
meninggalnya Abu Thalib, Kepala Suku yang disegani di Jazirah pada masa itu
justru dipanggil oleh Tuhan, peristiwa ini dikenal dengan Tahun Duka (Amul
Huzni). Kepergian dua orang penting di sisi Nabi tersebut dianggap menjadi
latar belakang adanya Isro’ Mi’roj.
maos jugan: Ormawa STIDAR Siap Berlayar
Peristiwa
Isro’ Mi’roj selalu diperingati setiap tahun, seperti yang biasa dilakukan oleh
Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Pragaan Isro’ Mi’roj Nabi
Muhammad SAW, pada saat bersamaan, juga merayakan satu Abad NU. Dalam kegiatan
ini pula diadakan Santunan pada anak Yatim di Desa Pragaan Daya. Peringatan
Isro’ Mi’roj kali ini dilaksanakan bersama Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda
Ansor Pragaan Daya. Pada kesempatan kali ini, datang dua Pimpinan Ranting NU,
Pragaan Daya 1 & 2, Kader Ansor se Pragaan, PK PMII Pragaan, IPNU-IPPNU,
Fatayat, Pergunu Pragaan Daya. Dalam pelaksanaanya, kegiatan ini diawali dengan
pembacaan Tahlil dengan terlebih dahulu bertawassul kepada para muassis
Nahdlatul Ulama.
Dari Dusun Kami Menyusun Harapan
Gus
Ikhwan, ketua Pimpinan Ranting Pragaan Daya mendapatkan jatah pertama untuk
memberikan sambutan pada acara yang dilaksanakan di balai desa ini. Sambutan
berikutnya disampaikan ketua Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Pragaan, Sahabat
Imam Ghazali, S.Pd. dalam sambutannya, Imam, sapaan akrabnya, mengutarakan
bahwa ada banyak hal yang bisa dipelajari di GP Ansor, tidak hanya sebatas
kumpul-kumpul tidak jelas, melainkan wadah untuk para pemuda melakukan
aktualisasi diri, pengembangan diri.
Seminar Proposal STIDAR sangat Berwarna
Santunan
Anak Yatim diberikan sebelum acara kajian yang disampaikan oleh K Zainul Huda,
yang tercatat sebagai Sekretaris Majlis Dzikir & Shalawat Rijalul Ansor
(MDS RA), selain itu, beliau juga merupakan anggota Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas) Kabupaten Sumenep. K. Zainul Huda yang hadir dengan kopyah hitam
bertuliskan STAIM Tarate itu menuturkan bahwa Isro’ Mi’roj yang diawali dengan
perjalanan duniawi, nabi bertanya kepada malaikat, tentang banyak hal yang
dilihatnya. Lalu pada saat perjalanan malakut, Nabi tidak lagi bertanya, ketika
akan naik ke sitratul muntaha, Nabi, meskipun ia Nabi, Rasul, ketika ia akan
menghadap Allah, maka ia merupakan hamba, tinggalkan seluruh atribut yang
melekat pada dirinya. Yang ada hanyalah Hamba. Begitu pula dengan saat kita
sekarang shalat. Tinggalkan seluruh hal-hal yang berkaitan dengan duniawi.
Supaya khusyu’.