Puisi: Bayangmu di Bawah Ufuk

 puisi, sastra madura, lalampan,


Bayangmu di Bawah Ufuk

 

Jangan terlalu gampang meneteskan air mata

Bukankah hidup laksana membaca buku

Pada suatu halaman mungkin sangatlah menarik

Penuh kebahagiaan serta keromantisan

Kemudian dihalaman lain akan ditemukan berbagai ketidaknyamanan

Tentang kesedihan, kekecewaan serta alur yg sangat menyebalkan

Namun janganlah berhenti sampai disitu

Karena tanpa membuka lembaran baru

Bagaimana kita akan tahu kisah selanjutnya

 

Hidup terus berpindah dari satu keadaan ke keadaan yg lain

Sebagai sifat alamiah dasar

 

Keseharian telah mengajarkan

Bahwa keadaan pagi siang sore serta malam

Slalu menghadirkan suasana berbeda yg pergantian perubahannya terjadi secara drastis tanpa diduga

 

Sumenep, Madura


Kehilangan Bayang


Aku kehilangan bayanganmu

Dalam diam

Walau telah ku senandungkan senarai rindu

Bayanganmu tak kunjung menampakkan batang hidung

 

Entahlah

Meski kemudian ku pejamkan mata

Untuk mereka sketsanya

Bayanganmu tak kunjung terbaca arahnya

 

Akupun berkesimpulan

Bayangan itu telah kembali padamu

Sebab mungkin ia sudah jenuh menjadi bagian dari sebuah kenangan

 

Tiada kata

Sebagai ungkapan

Menetaplah

Dan jangan kemana mana

Agar kenangan masa lalu tetap pada lembarannya

 

Sumenep, Madura


Maos jugan



Di bawah ufuk


Bermandikan rona merah

Aku

Tertunduk

Menghayati senja

 

Hai mentari

Sebentar lagi kau tinggalkan aku

Ke peraduan

Maukah kau memelukku dengan mesra

Dengan dekapan keromantisan laksana mereka yg sedang terpanah asmara

Hingga kehangatannya terasa sampai fajar

 

Engkau tahu

Malam slalu menyelimutiku dengan gelap

Yg karenanya aku menggigil

Hingga tak sempat mengembangkan rasa rindu

Yg kau ajarkan disaat siang

 

Sumenep, Madura



Tidurlah

Jangan cemaskan aku

Temui saja aku dalam mimpimu

Jika hanya untuk sekedar melepaskan rindu

 

Pejamkan matamu

Ini sudah larut

Tangkap saja bayanganku dalam gelap

Dan berbuatlah sesukamu

Sesuka kau mau

 

Jangan khawatir

Sesuatunya tak akan berjalan kearah yg berlawanan

Karena cinta sejati tak pernah terjerumus ke jalan kesesatan

 

Bermimpi indahlah

Dimanja peraduanmu

Berselimutkan bunga bunga asmara

Pada titik dimana ruh kita memulainya

 

Selamat malam cinta

Terpaut kasih mekar dikelopak sayang

 

Sumenep, Madura

 

Dibatas rindu

Kita diuji

Untuk menakar sekuat apa rasa cinta

Layak dipertahankan

 

Iya,,, hanya sebatas rindu

Harapan tertaut

Demi memberi kebebasan kepada perasaan

Untuk berkembang

 

Biarkan semuanya berjalan normal

Tanpa harus dibumbui sentuhan gombal

Yg pada akhirnya akan memojokkan rasa

Pada puncak ketidakstabilan

 

Dibatas rindu

Biarkan alamiah perasaan bergelut

Dengan saling memaparkan argumen

Demi menemukan definisi tujuan masing masing

 

Kita tak layak membumbui keadaan

Demi mempercepat tumbuh kembang asmara

Ketitik sempurna

Karena telah tak terhitung fakta yg menebarkan kalimat nasehat tentang keterputusan asa diujung kesudahannya

 

Pada batas rindu

Selayaknya kita harus menikmati proses tumbuh kembangnya

Agar kita tahu

Bahwa cinta butuh interaksi

 

Sumenep, Madura

 

 

Hidup adalah berburu

Berburu kebenaran

Bukan berburu pembenaran

Apalagi merasa benar

 

Dunia adalah tempatnya

Dan jika tanpa lokasi

Maka tak ada tempat untuk melakukan perburuan

 

Niat adalah pijakan

Dihati itulah semua penilaian berawal

Karena sebaik apapun kegiatan perburuan

Tanpa niat yg baik segala kebaikan akan batal

 

 

Madura, 1444

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak