Sajak Orang Pesisir

Sajak Orang Pesisir, lombang, sumenep, madura, jawa timur, oksigen terbaik


puisi di pinggir pesisir pantai lombang

Ku perjalan di tepi pantai lombang melihat burung burung bernyanyi riang di atas batas gelombang yang berhampasan...... Menikmati alam tuhan yang indah permai.... Sinar matahari terik menyapa pohon Cemara melambai-melambai mengundang  ceria....   Dalam panorama pantai pinggir lombang    pantai yang hanya berjarak sangat dekat bagaikan berbisik kedengaran   berimbau kemampuan membuatju terlena untuk selalu mengunjunginya ....... Menikmati hidangan sete udang yang lezat  dengan disisipkan Es degan yang segar membuat perut tak sabar mencernanya     oh... Indahnya dipinggir pesisir pantai lombang  angin Berhembus... Ombak berderai... Oh nikmatnya pantai.... Asik bersantai... Hatipun damai     termenung sesat..... Melihat matahari jatuh ke lautan menyapa salam tinggal menyambut alam Gulita.....   

*Nailus sururi Batang Batang Laok puisi di pinggir pesisir pantai lombang*

 

*puisi mimpi orang-orang pesisir*

Mereka berkejaran dengan angin  menikahi gelombang pasang

Memunguti ikan-ikan di atas ombak seperti elang laut makan siang meninggalkan anak-anaknya di sarang kembali saat hari telah petang

Bintang malam adalah pedoman

Mengukur jauhnya pelayaran

Dermaga bagai tubuh yang disetubuhi

Gemerlap lampu-lampu kampung pesisiran legung

Menggebas angin dalam kembara

 

Angin mendesir di kampung pesisir legung batang batang

Membawa pesan musim akan berganti

Layar dinaikkan setinggi langit

Perahu kembali memeluk ombak

 

Alas tuaku Batang-Batang

Kampung pesisir legung Sumenep (Rabu/29/11/2023)

Nailus sururi batang batang Laok


Maos jugan

 

*Pasang surut Air*

 

Dalam pasang air tubuhmu digenangi arus laut yang larut berlumpur pasir

Mengendapkan butir-butir kristal garam

Memutih di kotak-kotak waktu dibakar panas matahari yang menyengat menyala membakar gejolak mimpi melompat dari satu musim ke musim berputar dalam kincir nasib

Yang mengangkut harapan dialirkan pada tanah yang bergaram

 

 

Tapi dalam surut Air tubuhmu ditinggalkan  dalam aroma asap kopi dari sebuah warung yang berdiri di jalanan sepi di bawah pohon asam yang menjadi sarang kawanan burung

Yang  mengabarkan musim berpusar pada riak

Samudera sementara kapal-kapal di pelabuhan menunggu air naik menumbuhkan geliat untuk membela laut sampai jauh

 


Di muara yang menjadi mulut sungai

Menumpahkan segala keluh kesah ikan

Tembakul berloncatan di antara pasang surut Air seakan mengajarkan seperti inilah hidup yang tak lepas dari pasang surut kehidupan dalam warna lumpur dan jernih air yang

Diam-diam meninggi

Mencium pantai pesisir legung dan di bantaran perahu-perahu turun memeluk riaknya;  di kampung pesisir legung Batang Batang


Maos jugan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak