Demi Masa Yang Berluka
Waktu
tidak hanya untuk melayanimu saja
Makanya
ia selalu terburu buru
Dan
harus terus menerus berlari
Diantara
kejar kejaran yang dilakukan Siang dan malam
Seakan
tak pernah lelah
Waktu
melaju kencang sambil menyeretmu melewati lorong lorong kehidupan
Mendaki
usia
Menuruni
masa dari jatah umur
Setiap
fajar menyebar rona
Setiap
mentari berangkat keperaduan
Engkau
sejatinya didorong mendekat kearah gerbang kematian
Tanpa
atau dengan sadar
Masa
aktif hidupmu semakin menipis
Dan
engkau selalu dikelabuhi keinginan
Dibohongi
angan angan
Dari
pergerakan waktu yang tak mengenal pemberhentian
Engkau
merasa ajalmu masih belum tampak dikejauhan
Seakan
batasnya berada diujung akhir kehancuran alam
Lalai
dan lalai
Akibat
mengejar impian
Dikendalikan
ketidaksadaran berburu kesuksesan
27-08-2022
Lezat di Bibir, Tak Sesap Meresap
Mungkin
daging itu terasa lezat
Hingga
setiap hari dicabik
Sebagai
bahan komsumsi
Terasa
sedap
Dari
bibir ke bibir berlumur
Mengunyah
Dengan
lahap
Tanpa
jenuh
Ghibah
terus berkembang biak
Keseluruh
penjuru dunia
Menggunakan
media mulut ke mulut
Larangan
sudah tak mempan
Semakin
dilarang semakin terasa garing
Dalam
lidah yang nakal
Memakan
daging sesama
Sudah
menjadi trend kehidupan
Ya
itulah kanibalisme tidak langsung
Dalam
ruang lingkup rasan rasan
Mungkin
semua kita adalah penikmatnya
Namun
masih ngotot apabila dikatakan tidak bermoral
Demi
sebuah pengkuan
Menjadi
penganut agama yang taat
Tetapi
kenyataannya adalah pemakan bangkai sesama.
Madura,
2022
Duit, Dunia, Dosa
Standar
kesuksesan secara paten dikonotasikan berdasar ukuran financial
Sukses
selalu diidentikan dengan jumlah kekayaan
Dimana
mana
Entah
apapun profesinya
Ukuran
suksesnya tetap seberapa besar aset dan uang yang dimilikinya
Satu
doktrin yang telah ditancapkan sangat dalam kedalam pola pikir oleh matrealisme
hingga menjadi faham acuan tetap kesuksesan
Mata
duitan
Jadilah
manusia zombi zombi pemburu yang apabila tidak ditemukan keberadaan uang
matanya lantas menjadi buta
Lemas
tak berdaya
Dan
mata itu akan terbuka sangat lebar melebihi besar kepalanya saat tumpukan uang
sudah dihadapannya
Persis
mata si Brutus saat melihat olif lewat di depannya
Buka
mata lebar lebar
Selebar
dunia
Dan
selamat mengejar kesuksesan.
Madura,
2022
Aku Mencari Setitik Tanya
Berawal
dari lubang
Berakhir
pun pasti kedalam lubang
Gerbang
demi gerbang dilalui
Mati
dua kali
Hidup
juga akan dua kali
Setelahnya
Baru
kita akan abadi
Manusia
Tentang
kemunculan dan kepergiannya
Terkungkung
ruang yang sangat sempit
Dengan
gerak terbatas
Terapit
di antara dinding tebal
Dalam
lingkup kekuasaan yang tidak terjangkau
Manusia
Terjebak
dalam ruang kehidupan
Laksana
berada dalam selang air
Dengan
segala pengawasan
Manusia
takkan mampu keluar dari semua itu
Sebuah
pertanda
Begitu
lemahnya manusia tanpa setitik pun daya
Gua
kehidupan membatasi gerak kita
Buat
apa bersusah payah memperlebar ruang geraknya
Toh
seluas apapun ruang kehidupan dibangun
Ukuran
gerbang kembalinya semua sama.
SUARA
Jalan-mu
takkan pernah sepi
Suara
nyanyian
Kicau
kicau silih berganti akan bersahutan
Bagaimana
kenikmatan ini ingin dikritisi
Bukankah
gegap gempita kemeriahannya adalah warna
Pelangi
anugerah yang tak dapat diingkari
Andai
hidup tanpa suara
Betapa
sepi takkan dapat dibayangkan
GINDHAGA,
INDONESIA 2022
Hakikat
Rasa cinta terlalu indah untuk ditukar dengan hanya sekadar
keinginan
Setidaknya juga
Taruhlah khayal laksana geliat fatamorgana lebay didatar Safana
pelarian
Dalam mimpi para petualang
Sebentar kemudian
Ada realita yg babak belur
Akibat kenyataannya diobrak abrik
Hingga tak layak untuk dikatakan sebagai pemaksaan takdir
Sungguh cinta terlalu berharga
Untuk dijadikan penghias kebnalan hasrat liar manusia
Dengan segala bentuk komuflasenya
Adakah yg sepadan
Melebihi Ketiadaan campur tangan nafsu dalam menetralisir
perasaan diatas kesejatian cinta
Sungguh indah jauh tak tersentuh
Apabila cinta masih terduga sebagai alat transaksi untuk ditukar
dengan kisi kisi kebahagian demi maksud meraih seteguk kepuasan
2022
Pantaskah engkau datang
Bila hanya untuk aku pergi
Atau pantasnya kita berada disaat yg tak seharusnya ada diriku
dan dirimu pada simpang kesempatan tak berlawanan antara titik tertentu
Atau bagaimana jika kedatanganmu menarikku ke zona yg sama sama
kita harus pergi ke permulaan titik kedatangan masing masing
Bukankah kedatangan tidak lain adalah kepergian itu sendiri dari
sudut pandang kaca mata pendefinisian yang lain
Lalu siapakah sesungguhnya yang harus datang
Dan siapa pula yang seharusnya pergi
Jika aku adalah engkau
Sedangkan engkau tiada bukan adalah aku yang lain
Merujuk rumitnya diksi ini
Masih perlukah engkau dan aku berupa wujud nyata
Atau barangkali pantasnya tidak dalam sebuah rupa
Bahkan walau sekedar sosok dalam bentuk paling tak nyata
2022
Detak bersambung
Disambut gerhana purnama
Nun jauh pelangi membingkai
Dalam warni warni
Temaram redup bersinggung
Rona rona pudar
Kemudian
Gelap
Menyita ufuk
Malam menyika muka
Dengan semilir angin yang menyelinap dari balik rintik
Mengiringi doa doa terpanjat
Menggugah langit
Semoga
Prosesinya bukan sebuah pertanda adanya sesuatu
Terdengar lirih dari bilik ke bilik ucapnya
Menengadah
Semua harapan baik
Telah disuarakan
Duhai penguasa alam semesta
Kabulkan
2022
Mampir sejenak diperaduanku
Untuk sekedar menikmati kehangatannya
Tidakkah pencarianmu begitu melelahkan
Senja yg menunggu kisah
Biarkan memerah
Dan engkau
Tak perlu Khawatir
Selagi ada hembusan yg bersajakkan semilir kemesraan
Bukankah langkah mentari masih seperti biasanya
Seperti hari hari ia menuju peraduan
Tanpa sekalipun terburu buru sampai
Mengingat gelagat berkenaan
Tak seorangpun kekasih akan merasa bosan
Menunggu kekasih hatinya datang
Sebab indahnya melepas kerinduan tak pernah sebanding dengan
kelezatan rasa apapun yg pernah ditemukan dalam kehidupan
2022
Rasa cinta terlalu indah untuk ditukar dengan hanya sekadar
keinginan
Setidaknya juga
Taruhlah khayal laksana geliat fatamorgana lebay didatar Safana
pelarian
Dalam mimpi para petualang
Sebentar kemudian
Ada realita yg babak belur
Akibat kenyataannya diobrak abrik
Hingga tak layak untuk dikatakan sebagai pemaksaan takdir
Sungguh cinta terlalu berharga
Untuk dijadikan penghias kebnalan hasrat liar manusia
Dengan segala bentuk komuflasenya
Adakah yg sepadan
Melebihi Ketiadaan campur tangan nafsu dalam menetralisir
perasaan diatas kesejatian cinta
Sungguh indah jauh tak tersentuh
Apabila cinta masih terduga sebagai alat transaksi untuk ditukar
dengan kisi kisi kebahagian demi maksud meraih seteguk kepuasa
2022
Sebuah fantasi
Laksana kita seperti terjebak dalam kebenaran ilusi tanpa tepi
Seperti aku
Engkaupun terdampar
Dalam sebuah rekayasa
Impian impian gombal
Bahwa ini realita
Kita tak pernah sepakat sepenuhnya
Engkau buta
Halnya diriku tak usah kau anggap hanya sekadar rabun senja
Karena kegelapan sudah tak asing melingkupi habitat kita
Jangan dan mari mengejar mimpi
Ajakan beserta larangan yg tidak terdengar janggal
Dipendengaran sehari hari
Semua pertanda apa
Jika bukan keironian dari pola dilema yg selalu kita mainkan
bersama
Tapi entahlah
Mungkin itu hanya sebagian ilusi yg abstrak untuk kita gauli
Karena fantasi kehidupan sudah terlalu dalam kita masuki
Alam tak sadar selalu memperkosa kita
Sampai sampai kita merasa sudah menjadi isteri sahnya
RowiEl-Hamzi merupakan warga Gindhaga, Longos, Sumenep, Madura. Bos cabe rawet ini
selain menulis puisi, juga guru dan playmaker sepakbola. Sehari-harinya
menghidupkan mimpi-mimpi petani dengan tetap setia membeli cabe petani dan
menjualnya ke kota. Dirinya tercatat sebagai alumni Taufiqurrahman Longos
Gapura.