Kata-kata Bijak Rowi El-Hamzi || lalampan.com
Satu
Jika hari
ini kau kalah
Bukan
karena aku yang menang
Tetapi
kenyataan lah yang bangkit memaparkan sebuah kebenaran
Kebenaran
yang mudah difahami dan diterima semua logika yang berfikir
Dari
sekian banyak versi yang di klaim
Dua
Seringkali
Kau
sembah Tuhan di mesjid dengan segala pengagungan
Tapi kau
tolak Dia diluar
Dalam
ritual
Kau
sendiri yang sering mengubahnya menjadi sebuah dosa besar
Dan
Itu kau
deklarasikan sebagai cinta
Kemana
mana
Padahal
semua hanya sebuah bentuk penyamaran
Dari
kecintaan mu terhadap perasaanmu sendiri
Mencintai
Tuhan
Bukan
hanya sekedar uforia
Kawan
Cinta
spiritual adalah mencintai secara total
Walau
bahkan engkau ditinggalkan
Tiga
Hidayah
itu bukan hanya milik orang suci
Tetapi
milik mereka yang mau jujur dalam meniti jalan kebenaran
Kebenaran
yang tidak bercampur aduk dengan berbagai kepentingan ego
Dan apa yang
disamarkan aksi aksi keinginan dibawah propaganda nafsu
Semua
orang bisa mengklaim bahwa dirinya dalam naungan hidayah
Didukung
aktifitasnya yang berkutat dalam lingkaran kebaikan dan rutinitas ibadah
Tetapi
pengakuan itu belumlah cukup
Selama
koridor yang ia tempuh masih mengesampingkan alur baku rangka kebenaran.
Tidak Baperan Itu Penting
Entah sejak kapan “perasaan” jadi
senjata makan tuan. Orang cerita hobinya, dituduh nyindir. Orang diam, dibilang
sombong. Padahal yang bicara cuma ingin berbagi udara.
Tidak baperan ternyata bukan
sekadar kiat hidup, tapi semacam vaksin sosial. Tanpanya, tiap percakapan bisa
berubah jadi perang dingin. Selesai berbeda pendapat, langsung dicap musuh
Lucunya, banyak yang mengaku
dewasa tapi hatinya masih sehalus sumbu kompor. Sekali tersenggol, meledak.
Padahal dunia tidak sedang merencanakan konspirasi terhadap ego siapa pun.
Menjadi tidak baper bukan berarti
kebal rasa, hanya paham bahwa isi kepala orang lain bukan ancaman pribadi.
Kadang yang kita dengar hanyalah cerita, bukan peluru. Tapi kalau terus merasa
diserang, percakapan apa pun akan terdengar seperti tembakan.
Jadi, mungkin seni hidup tenang
itu sederhana: dengarkan, jangan cepat menuduh, dan ingat bahwa tidak semua
kalimat lahir untuk menampar kita.
