Cahaya Suci Ramadhan

sastra madura, puisi orang madura, sastrawan madura, sumenep, pamekasan, sampang, Bangkalan, jawa timur, kota santri, bondowoso, probolinggo, pasuruan


Terang Ramadhan Menyambut Cahaya Suci

 

Di malam yang sunyi, bulan mulai menyapa 

Ramadhan datang membawa berkah nan Tulus

Hati yang lapang merenungi Rahmat yang ada

Dalam doa dan ibadah, terukir keindahan suci

 

Dalam rembulan yang berseri,

jiwa berserah diri menyambut cahaya suci, memancar dari langit

Mengalir kasih dari sang pencipta yang Esa

Dalam bulan Ramadhan, cinta-Nya mengalir tiada henti

 

Dengan puasa dan zikir,  kita bersatu dalam iman

Menyucikan hati, menjauhi segala dusta

Berkarya dengan tulus,  berbagi dengan ikhlas

Ramadhan mengajar, arti sejati dari cinta kasih

 

Oh bulan suci, dengan engkau kami bersujud

Mengharap rida-nya, dalam setiap detik dan hembus

Semoga Ramadhan membawa berkah abadi

Menyinari langkah, menuju ke surga yang jadi impian

 

lentera malam

Aku saat ini, seperti sembunyi di balik tilam

Aku sesak Kalam yang terpendam begitu dalam terlalu dalam dan meram dalam diam

 

Aku karam dalam kenangan, harapan dan mimpi-mimpi malam semua ingin kuungkap agar hidup tak lagi tenggelam agar asa ini selalu pagi, bukan lagi senja yang temaram

 

Tapi engkau segera berjalan bersama purnama malam tak ada yang cepat atau lambat saat udara hening dan diam

Yang ada hanya sepi, senyap dan padam

 

Selamat jalan, wahai yang tak lelah membangunkan malam...

Selamat jalan, wahai lentera yang menyinari hati yang kelam

 

Engkaulah salam

Hanya darimu segala salam

Hanya kepadamu akan kembali segala salam...

 

Maka hidupkan ia dalam salam

Tempatkan ia dalam bahagia penuh salam.


Maos jugan

 

 

 

Sungai Sumber Desa Batang-Batang Laok

 

Di sebuah sungai,

Dongeng panjang dimandikan,

Tak ada sabun,

Melati melintas sesekali,

Sekuntum mawar, jarang tertebar.

 

Di sebuah sungai,

Tatapannya hanyut,

Mengaliri apa saja yang putus asa, aku diam,

Tak sangka bisu sepanjang itu.

 

Ialah sebuah sungai,

Yang mengalir dari mata para petani, mesti kita hentikan.



*Nailussururi adalah Warga Batang-Batang Laok, Sumenep Madura. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak