Langkah Bersama Menyemai Kebersamaan: Jalan Sehat Santri di Pragaan

Langkah Bersama Menyemai Kebersamaan: Jalan Sehat Santri di Pragaan


Langkah Bersama Menyemai Kebersamaan: Jalan Sehat Santri di Pragaan

Pragaan, Sumenep—lalampan.com.1447. Saat matahari baru mengintip pada Senin pagi, Lapangan Desa Pakamban Laok akan menjadi saksi bisu bagi langkah-langkah kaki yang bersatu. Ratusan santri, tokoh masyarakat, pengurus NU, serta warga biasa akan berpadu dalam irama kebersamaan — berjalan bersama dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025.

Tak sekadar jalan santai, acara ini dirancang sebagai ruang dialog sosial: bertemu, bercengkerama, sekaligus merayakan spirit ukhuwah yang selalu dijaga. Tema nasional “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” menjadi simpul makna yang ingin diangkat: bahwa setiap langkah kecil dalam kebersamaan memiliki nilai besar dalam memajukan peradaban.

Dari Titik Awal Sampai Finish: Sebuah Rangkaian Makna

Acara Jalan Sehat Santri ini dijadwalkan dimulai pukul 06.00 WIB, dengan titik start dan finish di lapangan desa tersebut. Namun, aktivitas tak berhenti hanya pada jalan bersama. Panitia juga telah menyiapkan kemah santri dan bazaar UMKM di area finish — menjadikannya ajang silaturahmi sekaligus wadah menggairahkan ekonomi lokal. Tutur Panitia, Mahdi yang merupakan Sekretaris HSN 2025 MWCNU Pragaan.

Sepintas, bazaar dan kemah mungkin tampak sebagai penambahan aksesoris. Tapi bagi panitia, itu adalah cara memperkaya makna kegiatan: agar masyarakat tak hanya berjalan, tetapi juga merasakan keberhasilan gerak kolektif melalui interaksi ekonomi dan kreativitas lokal.

Suara Penggerak: Antara Asa dan Tanggung Jawab

Menurut Ahmad Hafidz, Sekretaris GP Ansor Pragaan sekaligus penanggung jawab acara JJS, jalan bersama ini mengandung lebih dari sekadar aktivitas fisik. “Jalan-Jalan Santri bukan sekadar olahraga bersama, tapi juga ajang mempererat silaturahmi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Nahdlatul Ulama,” ujarnya di sela-sela mempromosikan Botol air kemasan yang tertempel kupon JJS.

Sedangkan Ahmad Qusyairi, Wakil Ketua MWCNU Pragaan sekaligus Steering Committee HSN, menegaskan bahwa kegiatan ini menghidupkan semangat gotong royong — nilai inti dari peringatan Hari Santri. “Dengan berjalan bersama, kita menghidupkan nilai persaudaraan, keakraban, dan cinta tanah air,” tambahnya.

Keduanya sepakat: keberhasilan kegiatan tak hanya diukur dari jumlah peserta, tapi dari getaran kebersamaan yang tertinggal di hati setiap orang yang hadir.

Menanti Kejutan: Hadiah dan Ritual Undian

Menariknya, panitia menyiapkan hadiah-hadiah menggoda bagi peserta. Hadiah utama adalah sepeda listrik, disusul oleh kulkas, dispenser, dan kipas angin besar — semuanya akan diundi di lokasi finish.

Syarat ikut undian? Sederhana: peserta cukup membeli satu botol air merk Chellep seharga Rp 2.500. Botol itu sekaligus menjadi “tiket” undian. Air tersebut bisa diperoleh di Kantor MWCNU Pragaan, stand bazar kemah santri, lembaga pendidikan, atau toko-toko mitra panitia.

Ada yang melihatnya sebagai trik motivasi — hadiah sebagai daya tarik agar masyarakat mau bergabung. Tapi di balik itu, tradisi undian juga menyiratkan simbol kesetaraan: siapa pun yang hadir punya peluang, tanpa harus berlomba dalam kategori.

Dukungan dan Harapan: Gaung yang Menjangkau

Acara ini tak berdiri sendiri. Beberapa sponsor besar — seperti HCML, BPRS, BMT NU, Chellep, Suci, dan Ikhtiar Sakinah — turut mendukung penyelenggaraan. Keikutsertaan perusahaan dalam kanal keagamaan lokal memberi sinyal bahwa masyarakat sipil dan sektor swasta pun memandang kegiatan ini bernilai.

Bagi panitia dan peserta, harapan besar tersemat di antara langkah kaki: bahwa Hari Santri tak hanya jadi rutinitas tahunan, melainkan momen menguatkan jaringan sosial, menumbuhkan kepedulian, dan mewujudkan rasa cinta pada tanah air.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Lalampan

Formulir Kontak