Puisi: Hibur Aku dengan Ombakmu

Puisi: Hibur Aku dengan Ombakmu, Sastra Madura, Sastrawan Madura, Indonesia, Jawa Timur,



 

Dua Pelabuhan di Madura

 

Di tepian pulau garam yang berbisik, 

Dua pelabuhan berdiri dengan jejak berisik, 

Labuhan di timur menatap matahari, 

Labuhan di barat merangkul malam hari. 

 

Gelombang bercengkerama dengan kapal, 

Mengantar cerita nelayan yang tak pernah tanggal. 

Di dermaga yang menjulurkan tangan, 

Ada janji laut yang tak pernah bosan. 

 

Pelabuhan pertama, penuh dengan tawa, 

Di bawah langit biru, ia merenda asa. 

Tempat perahu dan harapan bertaut, 

Denyut perdagangan tak pernah surut. 

 

Pelabuhan kedua, senyap namun tegap, 

Ia menatap ombak dengan langkah mantap. 

Di sela angin yang menyapa lembut, 

Ada rindu yang mengendap di dalam perut. 

 

Dua pelabuhan, dua kisah sejati, 

Madura memeluk mereka dalam harmoni. 

Di antara perahu dan kapal yang berlalu, 

Ada cinta laut yang abadi membiru. 

 

Pulau garam yang membingkai mereka, 

Pelabuhan hidup yang menjaga jiwa. 

Dua pelabuhan, dua wajah zaman, 

Menghubungkan mimpi di cakrawala lautan.

 

 

 

Rajab 2025


 

Hibur Aku dengan Ombakmu

 

Hibur aku dengan ombakmu, laut yang tak pernah jemu, 

Bisikkan kepadaku cerita para nelayan, 

Yang melawan badai dengan doa dan harapan, 

Di bawah langit yang tak pernah menua. 

 

Hibur aku dengan ombakmu, lembut dan ganas, 

Bawalah rinduku pada horizon yang luas, 

Di mana mimpi terdampar di pasir keemasan, 

Dan rahasia dunia tersembunyi di kedalaman. 

 

Ombakmu, tarian abadi yang tak mengenal lelah, 

Mengajarkan bahwa perjalanan adalah anugerah, 

Bahwa retak-retak hati bisa disembuhkan, 

Oleh riak kecil yang bersahutan. 

 

Hibur aku dengan nyanyian asinmu, 

Nyanyikan lagu waktu yang kau tahu, 

Biar aku lupa akan segala luka, 

Dan terhanyut dalam damainya cakrawala. 

 

Laut, aku mohon, jangan pernah diam, 

Tunjukkan bahwa hidup selalu dalam geram, 

Dalam tenangmu ada kekuatan yang samar, 

Dalam gelombangmu ada keberanian yang besar. 

 

Hibur aku dengan ombakmu, teman abadi, 

Kisahmu menenangkan jiwa yang sepi. 

Di dermaga hatiku kau adalah tamu, 

Datanglah lagi, hibur aku, ombak biru.

 

 

Rajab 2025

 


 

Sebab Laut Menyatukan Kita

 

Di bawah langit yang sama, biru tanpa batas, 

Lautan menjalin cerita dalam gelombang yang deras. 

Ia membawa pesan dari pulau ke pulau, 

Menyatukan jarak yang jauh menjadi saling tahu. 

 

Di atas samudra yang tak kenal lelah, 

Perahu-perahu kecil berbagi arah. 

Di setiap layar yang berkibar di angin, 

Ada harapan yang diam-diam terjalin. 

 

Lautan tak pernah bertanya siapa kita, 

Ia hanya mengalir, menyambut jiwa. 

Dari tepian pasir hingga karang dalam, 

Ia menghapus sekat dalam diam yang dalam. 

 

Ombaknya menggandeng tangan-tangan tak terlihat, 

Menghubungkan hati yang semula terpecah menjadi dekat. 

Ia adalah peta yang tak perlu dilukis, 

Menyatukan dunia dalam pelukan yang manis. 

 

Lautan adalah bahasa tanpa suara, 

Yang menyapa jiwa dari benua ke benua. 

Di gelombangnya yang menari, kita temukan, 

Bahwa perbedaan adalah keindahan yang disatukan. 

 

Oh, lautan, penjaga janji semesta, 

Di tubuhmu yang biru, tiada kata sia-sia. 

Engkau menyatukan kita dalam harmoni, 

Menjadi saksi abadi cinta dan arti.

 

 

18 Rajab 1446

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak