Dua
Pelabuhan di Madura
Di
tepian pulau garam yang berbisik,
Dua
pelabuhan berdiri dengan jejak berisik,
Labuhan
di timur menatap matahari,
Labuhan
di barat merangkul malam hari.
Gelombang
bercengkerama dengan kapal,
Mengantar
cerita nelayan yang tak pernah tanggal.
Di
dermaga yang menjulurkan tangan,
Ada
janji laut yang tak pernah bosan.
Pelabuhan
pertama, penuh dengan tawa,
Di
bawah langit biru, ia merenda asa.
Tempat
perahu dan harapan bertaut,
Denyut
perdagangan tak pernah surut.
Pelabuhan
kedua, senyap namun tegap,
Ia
menatap ombak dengan langkah mantap.
Di
sela angin yang menyapa lembut,
Ada
rindu yang mengendap di dalam perut.
Dua
pelabuhan, dua kisah sejati,
Madura
memeluk mereka dalam harmoni.
Di
antara perahu dan kapal yang berlalu,
Ada
cinta laut yang abadi membiru.
Pulau
garam yang membingkai mereka,
Pelabuhan
hidup yang menjaga jiwa.
Dua
pelabuhan, dua wajah zaman,
Menghubungkan
mimpi di cakrawala lautan.
Rajab
2025
Hibur
Aku dengan Ombakmu
Hibur
aku dengan ombakmu, laut yang tak pernah jemu,
Bisikkan
kepadaku cerita para nelayan,
Yang
melawan badai dengan doa dan harapan,
Di
bawah langit yang tak pernah menua.
Hibur
aku dengan ombakmu, lembut dan ganas,
Bawalah
rinduku pada horizon yang luas,
Di
mana mimpi terdampar di pasir keemasan,
Dan
rahasia dunia tersembunyi di kedalaman.
Ombakmu,
tarian abadi yang tak mengenal lelah,
Mengajarkan
bahwa perjalanan adalah anugerah,
Bahwa
retak-retak hati bisa disembuhkan,
Oleh
riak kecil yang bersahutan.
Hibur
aku dengan nyanyian asinmu,
Nyanyikan
lagu waktu yang kau tahu,
Biar
aku lupa akan segala luka,
Dan
terhanyut dalam damainya cakrawala.
Laut,
aku mohon, jangan pernah diam,
Tunjukkan
bahwa hidup selalu dalam geram,
Dalam
tenangmu ada kekuatan yang samar,
Dalam
gelombangmu ada keberanian yang besar.
Hibur
aku dengan ombakmu, teman abadi,
Kisahmu
menenangkan jiwa yang sepi.
Di
dermaga hatiku kau adalah tamu,
Datanglah
lagi, hibur aku, ombak biru.
Rajab
2025
Sebab Laut Menyatukan Kita
Di
bawah langit yang sama, biru tanpa batas,
Lautan
menjalin cerita dalam gelombang yang deras.
Ia
membawa pesan dari pulau ke pulau,
Menyatukan
jarak yang jauh menjadi saling tahu.
Di
atas samudra yang tak kenal lelah,
Perahu-perahu
kecil berbagi arah.
Di
setiap layar yang berkibar di angin,
Ada
harapan yang diam-diam terjalin.
Lautan
tak pernah bertanya siapa kita,
Ia
hanya mengalir, menyambut jiwa.
Dari
tepian pasir hingga karang dalam,
Ia
menghapus sekat dalam diam yang dalam.
Ombaknya
menggandeng tangan-tangan tak terlihat,
Menghubungkan
hati yang semula terpecah menjadi dekat.
Ia
adalah peta yang tak perlu dilukis,
Menyatukan
dunia dalam pelukan yang manis.
Lautan
adalah bahasa tanpa suara,
Yang
menyapa jiwa dari benua ke benua.
Di
gelombangnya yang menari, kita temukan,
Bahwa
perbedaan adalah keindahan yang disatukan.
Oh,
lautan, penjaga janji semesta,
Di
tubuhmu yang biru, tiada kata sia-sia.
Engkau
menyatukan kita dalam harmoni,
Menjadi
saksi abadi cinta dan arti.
18 Rajab 1446