MWCNU Pragaan Resmi Gelar Kick Off Hari Santri Nasional 2025
Lalampan.com—1447. PRAGAAN – Hujan sempat mengguyur wilayah
Pragaan, Rabu siang (01/10/2025). Namun suasana Aula Lantai 2 MWCNU Pragaan
tetap riuh, penuh antusiasme. Siang itu, panitia Hari Santri Nasional (HSN)
2025 resmi menggelar Kick Off sebagai penanda dimulainya rangkaian kegiatan HSN
tingkat kecamatan.
Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju
Peradaban Dunia”, Kick Off berlangsung meriah. Aula yang biasanya digunakan
untuk rapat organisasi itu berubah menjadi ruang semarak pertemuan tokoh,
pengurus, dan santri.
Kehadiran Tokoh dan Simbol Persatuan
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting. KH. Moh.
Shalahuddin A. Warits atau yang akrab disapa Ra Mamak, hadir memberikan
tausiyah kebangsaan. Hadir pula Camat Pragaan, Danramil Pragaan, Kapolsek
Prenduan, para pengurus NU tingkat MWC dan ranting, serta para kepala MI
se-Kecamatan Pragaan.
Kehadiran lintas tokoh agama dan pemerintahan ini menjadi
simbol bahwa Hari Santri memang bukan hanya milik pesantren, melainkan bagian
dari perayaan bangsa.
Dalam tausiyahnya, Ra Mamak menegaskan pentingnya persatuan. “Kalau
kaum religius dan nasionalis bertemu, maka tidak ada negara manapun yang tidak
bisa dihadapi,” pesannya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Ungkapan ini mengingatkan kembali pada sejarah kemerdekaan, di
mana pertemuan antara kekuatan religius dan nasionalis telah menjadi pondasi
berdirinya Indonesia.
Semangat yang Tak Surut Meski Diguyur Hujan
Sebelum acara dimulai, hujan turun cukup deras. Namun, itu
tidak menyurutkan semangat peserta. Aula tetap dipadati jamaah yang datang
dengan wajah sumringah, beberapa bahkan masih basah kuyup.
Bagi mereka, hujan hanyalah bagian dari keberkahan. Kick Off
tetap berjalan dengan lancar, penuh semangat kekeluargaan khas NU.
Agenda Panjang Sepanjang Oktober
Kick Off ini bukanlah akhir, melainkan pintu pembuka. Mahdi,
Sekretaris Panitia, menjelaskan bahwa setelah Kick Off, berbagai kegiatan sudah
menanti.
“Setelah Kick Off ini, kegiatan akan berlanjut dengan Liga
Bola Santri pada 2–5 Oktober di Lapangan Bola Desa Pakamban Laok. Ada juga dari
Lesbumi, yaitu Lomba Kaligrafi Kontemporer, Lalu ada kemah santri, lomba cerdas
cermat, bazar UMKM, dan sejumlah agenda lainnya selama bulan Oktober,”
terangnya.
Liga Bola Santri, misalnya, diharapkan menjadi ajang
sportivitas sekaligus wahana mempererat persaudaraan antar-santri. Kemah santri
akan menumbuhkan jiwa kebersamaan dan kemandirian, sementara bazar UMKM menjadi
ruang ekonomi kreatif bagi masyarakat Pragaan.
Rangkaian ini menunjukkan bahwa Hari Santri di Pragaan tidak
hanya berwajah religius, tetapi juga edukatif, sosial, bahkan ekonomis.
Menghidupkan Spirit Santri di Tengah Masyarakat
Hari Santri Nasional selalu menjadi momentum penting bagi
masyarakat NU. Di Pragaan, semangat itu tidak hanya dimaknai dengan seremonial,
tetapi juga dengan keterlibatan aktif seluruh lapisan.
Panitia berharap agar masyarakat tidak sekadar menjadi
penonton, tetapi ikut berpartisipasi. “Kami ingin Hari Santri benar-benar
dirasakan sebagai milik bersama, tidak hanya oleh pesantren atau santri, tapi
juga masyarakat luas,” ujar Mahdi.
Kick Off ini pada akhirnya bukan hanya tentang memulai
rangkaian acara, tetapi juga menghidupkan spirit santri di tengah kehidupan
masyarakat Pragaan. Spirit yang menegaskan bahwa santri adalah bagian tak
terpisahkan dari sejarah, masa kini, dan masa depan Indonesia.
Catatan Lalampan
Sejarah menunjukkan, santri memiliki peran vital dalam
perjalanan bangsa. Di Pragaan, gema Hari Santri 2025 dimulai dengan sederhana
namun penuh makna: sebuah Kick Off yang mengikat kembali tali persatuan,
menghadirkan tokoh lintas sektor, dan membuka jalan bagi kegiatan sepanjang
Oktober.
Hujan yang turun menjelang acara pun serasa menjadi tanda
restu alam. Bahwa semangat santri, meski sesekali diguyur derasnya ujian, akan
selalu menemukan jalannya untuk tumbuh dan memberi cahaya bagi masyarakat.
Kick Off hanyalah permulaan. Yang terpenting, bagaimana semangat ini terus dirawat hingga menjadi gerakan kebersamaan yang nyata. Dan Pragaan, sekali lagi, meneguhkan dirinya sebagai tanah subur bagi tumbuhnya semangat itu.