MWCNU Pragaan Launching
Koin Konfercab, Ro’is Syuriyah Tekankan Sikap Tawassuth
Pragaan, 31 Agustus
2025 – Seusai melaksanakan istighasah untuk keselamatan negeri dan doa bagi
para korban demonstrasi yang terjadi di berbagai kota, Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan melanjutkan kegiatan dengan Launching Koin
Konfercab. Acara ini berlangsung di Aula MWCNU Pragaan dan dihadiri oleh
jajaran pengurus, lembaga, badan otonom, serta perwakilan ranting NU
se-Kecamatan Pragaan.
Launching koin ini
menjadi bagian dari persiapan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama
yang akan datang. Melalui koin, MWCNU Pragaan mengajak seluruh warga NU untuk
berpartisipasi aktif dan mandiri dalam mendukung kegiatan organisasi. Gerakan
ini juga mencerminkan kemandirian ekonomi yang telah lama menjadi salah satu
pilar penting Nahdlatul Ulama
Selain acara
Istighasah, MWCNU juga melaksanakan Launching Koin Konfercab yang berlangsung
dengan simbolis. Para pengurus MWCNU Pragaan bersama-sama memasukkan koin ke
dalam kotak khusus sebagai tanda dimulainya gerakan kemandirian ini. Setiap
koin yang terkumpul nantinya akan dialokasikan untuk mendukung suksesnya
penyelenggaraan Konfercab NU di tingkat kabupaten.
Ketua panitia Launching
Koin, dalam laporannya menyebutkan bahwa gerakan ini diharapkan tidak hanya
bersifat temporer, melainkan berlanjut sebagai tradisi gotong-royong warga NU
di Pragaan. “Gerakan koin adalah simbol kebersamaan. Dari koin-koin kecil, kita
bisa membangun sesuatu yang besar untuk kepentingan jam’iyah,” ungkapnya.
Partisipasi warga NU
dalam gerakan koin ini juga dianggap sebagai bentuk kepedulian terhadap
organisasi. Dengan adanya kemandirian ekonomi, NU diharapkan semakin kuat dalam
melaksanakan program-programnya tanpa terlalu bergantung pada pihak luar.
Hadir dalam acara ini
perwakilan dari berbagai badan otonom, mulai dari Muslimat, Fatayat, Ansor,
Banser, IPNU, hingga para pengurus ranting NU. Antusiasme tampak dari komitmen
mereka untuk ikut menggerakkan koin di tingkat ranting dan desa masing-masing.
Menurut sejumlah
peserta, launching koin yang dipadukan dengan istighasah adalah langkah tepat.
Di satu sisi, warga NU memperkuat ikhtiar spiritual dengan doa bersama; di sisi
lain, mereka menguatkan ikhtiar sosial-ekonomi dengan gerakan kemandirian.
Pada kesempatan
tersebut, Ro’is Syuriyah MWCNU Pragaan, KH. Abd. Warits Anwar, memaparkan dalam
tausiyahnya tentang pentingnya sikap tawassuth atau moderasi dalam menyikapi
berbagai persoalan bangsa yang kian kompleks. Menurutnya, NU sebagai jam’iyah
yang berakar kuat pada tradisi Ahlussunnah wal Jamaah memiliki tanggung jawab
moral untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi perbedaan.
“NU harus bersikap
tawassuth dalam menyikapi persoalan. Lebih-lebih persoalan bangsa belakangan
ini yang sangat sensitif dan rentan menimbulkan perpecahan. Jalan tengah adalah
pilihan bijak yang harus terus kita pegang,” ujar KH. Abd. Warits Anwar di hadapan
para hadirin.
Beliau mengingatkan
bahwa sikap tawassuth tidak berarti pasif atau apatis, melainkan tetap aktif
memberi solusi, menenangkan suasana, dan menghadirkan nilai-nilai keadilan
serta kemaslahatan. Dalam sejarahnya, NU selalu berada di tengah masyarakat,
menjadi penyejuk ketika terjadi ketegangan, sekaligus penjaga persatuan bangsa.
Tausiyah Ro’is Syuriyah
tersebut mendapat perhatian serius dari para jamaah yang hadir. Suasana Aula
MWCNU Pragaan terasa khidmat ketika beliau menekankan bahwa tawassuth adalah
ciri khas NU yang membedakan dari sikap ekstrem atau berlebihan. “NU bukan kanan,
bukan kiri, tapi berada di tengah dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam
rahmatan lil ‘alamin,” tegasnya.
KH. Abd. Warits Anwar
menegaskan bahwa tawassuth bukan hanya konsep, melainkan harus diwujudkan dalam
sikap sehari-hari. “Mari kita jadikan tawassuth sebagai nafas perjuangan NU.
Dengan itu, kita bisa menjaga keseimbangan, mencegah perpecahan, dan terus
berkhidmat untuk umat dan bangsa,” pungkasnya
Kegiatan penting yang digelar pada hari yang sama, yakni istighasah dan launching koin konfercab, MWCNU Pragaan memperlihatkan peran ganda NU di tengah masyarakat: menjaga spiritualitas umat sekaligus memperkuat kemandirian organisasi.