Bagi Sebagian wilayah di Sumenep perayaan Haflatul
Imtihan ataupun lepas pisah di sekolah merupakan kegiatan meriah di akhir
semester genap. Yap, kegiatan ini merupakan ajang tasyakuran maupun perayaan
besar-besaran atas sebuah pencapain. Anak yang lulus PAUD, SD hingga sekolah
menenengah atas dirayakan dalam moment ini. Kegiatan haflahatul Imtihan sendiri
lebih umum dijumpai dalam lembaga Pendidikan berbasis islam, sedangkan dalam
Pendidikan dibawah naungan pemerintah lebih dikenal dengan perpisahan (khusus
kelas akhir, seperti kelas VI, kelas IX atau kelas XII).
Dalam kegiatan ini banyak hal yang ditampilkan dalam
malam puncaknya namun rentetan acara sebelumnya tak kalah menarik perhatian.
Ada bazar, ada kegiatan antar kelas, pawai budaya dan banyak hal tergantung
lembaga sekolah masing-masing
Yang tidak kalah menarik perhatian adalah acara pawai
budaya. Dalam hal ini banyak wali siswa yang rela berhutang demi perayaan yang
sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan. Dari sebuah pengamatan kecil di
sekitar ada yang menyewa kuda goyang (jaran kenca’) lengkap dengan iringan
musik saronen, ada yang menyewa tong-tong serek hingga musik daul. Belum
lagi sebelum acara pawai dimulai
diadakan acara saweran di rumah tuan hajat.
Meriah bukaaaan? (bukan). Hal meriah ini
mungkin bagi mereka yang dari kalangan berada bukanlah hal yang sulit dan ajang
untuk berbagi hiburan untuk warga sekitar. Beda dengan mereka kaum papa yang
terkadang tidak dapat menakar mana kebutuhan dan mana gaya hidup yang tidak perlu
itu. Jauh-jauh hari telah mengumpulkan hutangan untuk perayaan ini. Menyewa ini
itu dengan dalih agar anaknya sama dengan yang lain padahal ada beberapa
diantaranya untuk menyuapi gengsi.
Memang perihal bagaimana menghadapi hidup tiap orang
itu beda-beda tapi tolong jangan kebanyakan gaya. Hingga ada suatu kalimat
“ngaga’ sogiya mala nambai tengka”
dalam Bahasa Indonesia kurang lebih memiliki makna baru saja mau kaya
malah kebanyakan gaya.
Hal yang lucu pasca kegiatan ini banyak orang tua yang
mengeluh tagihan hutang yang tak habis-habis. Padahal hidupnya besar pasak
daripada tiang alias kebanyakan gaya.
Tolonglah, lebih bijak lagi dalam bertindak. Bagi
mereka yang usia sekolah dasar masih Panjang perjalanannya. Bagi mereka yang
sekolah atas ada baiknya untuk biaya kuliah atau modal usaha sehingga lebih
bermanfaat kedepannya.