Binar Fest 2025: Merayakan Diri, Budaya, dan Alam Lewat Karya Siswa
Lalampan. 1446 (2025). Suasana pagi di Binar Junior
High School hari itu begitu semarak. Langit masih lembut menyambut, namun tiap
sudut sekolah telah ramai oleh langkah-langkah kecil yang berpadu dengan
semangat besar. Di ruang-ruang kelas hingga lorong sekolah, senyum dan tawa
mengalir menyambut dimulainya Binar Fest 2025—sebuah festival tahunan yang kini
telah memasuki edisi ketiga penyelenggaraannya.
Dengan mengusung tema “Menyimak Alam, Mengkaji Diri,”
Binar Fest edisi ketiga ini tidak hanya menjadi ajang menampilkan kreativitas
siswa, tetapi juga menjadi ruang reflektif yang mengajak seluruh warga sekolah
untuk menyelami relasi mendalam antara manusia, budaya, dan alam. Di sinilah
para siswa belajar mengenal jati diri dan warisan budaya yang melekat di
sekitarnya.
Berbeda dengan kegiatan sekolah pada umumnya, Binar
Fest tumbuh dari kerja kolektif dan kolaborasi lintas generasi. Para siswa
tidak hanya menjadi peserta, tetapi terlibat penuh sejak awal: mulai dari
merancang konsep acara, menjalin komunikasi dengan sponsor, menyusun jadwal
teknis, hingga menyiapkan panggung dan pameran. Dari proses ini, mereka tidak
hanya belajar tampil, tetapi juga belajar memimpin, bekerja sama, dan
bertanggung jawab.
Acara ini diramaikan oleh berbagai kegiatan seperti
pameran karya siswa, penampilan seni, hingga perlombaan berbahasa. Salah satu
sorotan utama tahun ini adalah komitmen Binar JHS dalam melestarikan budaya dan
bahasa Madura. Selama tiga tahun berturut-turut, semangat pelestarian ini hadir
lewat seni dan literasi.
Salah satu momen paling mengesankan datang dari lomba Abirji’
Basa Madura, sebuah kompetisi menyebutkan huruf-huruf aksara Madura. Dari
sekitar 70 peserta tingkat sekolah dasar, tampil seorang bintang kecil dari
Telenteyan, Desa Longos:Moh. Syarofil Anam, putra pasangan Bapak Usman Amd.Kep
dan Ibu Ummi Salamah S.Pd.I, siswa kelas V dari SDN Gapura Barat 1, berhasil
meraih Juara I berkat penampilannya yang memukau para juri.
Juara II diraih oleh Istiqomariyah, peserta dari Landha’, Desa Longos, siswa
SDN Longos 1, Kecamatan Gapura.
Tak hanya itu, panggung Binar Fest juga diisi dengan
penampilan tarian Sintong, pembacaan puisi bertema alam, serta pameran
benda-benda budaya hasil kreasi siswa. Setiap karya dan aksi panggung menjadi
cerminan bahwa Binar Fest bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga medan
belajar yang hidup dan bermakna.
Semangat ini juga sejalan dengan inspirasi Tri Gatra
Bahasa—sebuah prinsip penting dalam dunia kebahasaan:
- Utamakan
Bahasa Indonesia,
- Lestarikan
Bahasa Daerah,
- Kuasai
Bahasa Asing.
Karena itu, tahun ini, Binar Fest menyelenggarakan
empat lomba utama:
- Olimpiade
Bahasa Madura,
- Olimpiade
Bahasa Inggris,
- Abirji'
Aksara Madura,
- Spelling
Bee Bahasa Inggris.
Setiap lomba tidak hanya melatih kemampuan berbahasa,
tetapi juga menanamkan kebanggaan dan kepercayaan diri siswa dalam menggunakan
bahasa daerah maupun asing sebagai sarana ekspresi.
“Melalui Binar Fest, kami ingin menanamkan pada siswa
bahwa budaya bukan hanya sesuatu yang diwarisi, tetapi juga sesuatu yang bisa
mereka rawat dan kembangkan,” ujar salah satu guru panitia yang ditemui di
lokasi acara.
Binar Fest 2025 mungkin akan berakhir dalam hitungan
hari, namun semangat yang ditanamkan akan tumbuh dan bersemi lebih lama. Dalam
proses mencipta, tampil, dan berkarya, para siswa belajar satu hal penting: mengenal
diri dan mencintai budaya sendiri adalah bagian tak terpisahkan dari membangun
masa depan.