Dibutakan Kefanaan

Luka Tidak Memaafkan Pisau, Nailussururi, batang batang, sumenep, madura, Pamekasan, sampang, Bangkalan, Jawa Timur, Asia Tenggara, Asia, Bumi




 

Kita hidup di dunia fana,

Dimana keinginan selalu menarik,

Dipandang telanjang mata,

Yang mampu membutakan jiwa,

 

Keinginan keinginan

Yang haus akan dikabulkan

Telah diselimuti oleh kegelapan

Yang membuat diri menjadi tidak sadar

 

Ku  berjalan dengan penuh harapan

Yang ditemani dengan ketidakpastian

Tuhan memiliki skenario terbaik.

 Namun, akankah aku keluar dari kegelapan?

 

Tuhan selalu menerima

Tuhan selalu menolong

Mengeluarkan dari kegelapan belaka

Menuju terang ilahinya

 

Terang dan gelap

Bagaikan kereta yang berjalan bersama

Takkan pernah bertemu

Meskipun telah beriringan

 

"Puisi negeri sejuta mimpi"

 

Sudah terlalu lama bangsa ini tertidur.....

Tidur pulas  diatas kasur janji janji..........

Berbuai alasan demokrasi...

Bereput opini demi duduk diatas kursi.

 

Bak ilusi, menciptakan sejuta mimpi.......

Bagai laut yang tak bertepi.....

Mimpi itu mati....

Mati tertusuk janjinya sendiri.......

 

Kini dibalik kursi....

Duduk santai mengayunkan kaki...

Terbuai tahta, mengacuhkan ironi....

Mengubur dalam semua orasi...........

 

Air mata mengalir di pipi.....

Merunduk, haru meratapi...

Teraut dalam wajah ibu Pertiwi......

Dalam doa yang tersirat untuk negeri.......

 

(12/25/2022)

Nailussururi tang-batang laok desa koplong

 

Aku selembar kertas

      Yang terbakar

 

Tetapi aku gegabah

       Menganggap

               Diriku api.

 

Nailussururi tang-batang laok

(2022/12/20/) Selasa koplong 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak