Lalampan.com-2022. Pertandingan sepakbola selalu
menghadirkan animo massa yang cukup besar bahkan dalam laga-laga yang tak
begitu penting sekalipun, seperti dalam Liga Tarkam (antar Kampung) yang
berlangsung di Somangkaan, Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan kabupaten Sumenep
ini. Laga-lagai tarkam ini dipentaskan pada sore hari, kick off dimulai pada
jam 15.00, dimana setiap babak adalah lima belas menit. Lapangan yang tidak
hijau (biru) pun memberikan dinamika tersendiri terhadap jalannya pertandingan.
Seperti laga sore tadi yang mempertemukan dua
kesebelasan yaitu Rajawali B dengan jersey dominan kuning hitam dan PSBR dengan
jersey dominan merah hitam. Jalannya pertandingan di babak pertama cukup
memberikan ketegangan kepada seluruh supporter dari dua kesebelasan yang
bermain tanpa sepatu itu. umpan satu dua sesekali diperagakan oleh dua tim,
saling balas serangan, tendangan melambung di atas mistar gawang menjadi
tontonan yang cukup menghibur di tengah lesunya perekonomian bangsa.
Babak pertama PSBR memberikan tekanan sehingga
menghasilkan dua gol tak terbalas. Peluit tanda berakhirnya babak pertama dibunyikan
oleh wasit yang memimpin pertandingan laga panas ini. Di waktu turun minum,
kedua tim ini sama-sama menyiapkan strategi jitu untuk sama-sama menambah
pundi-pundi golnya, terutama Rajawali yang sedang dalam posisi tertinggal.
Sembari memperbaiki strategi, pihak penyelenggara membunyikan toa yang pada
waktu turun minum bersuaralah nyanyian dari si Raja Dangdut Rhoma Irama.
Peluit panjang kembali dibunyikan tanda akan
dimulainya babak kedua. Kedua kesebelasan kembali memasuki lapangan cokelat
yang terkadang debunya beterbangan seperti anay-anay. Dua tim sama-sama
melakukan perombakan strategi, gelandang serang meraka diganti. Masing-masing
dua orang.
Di babak kedua, Rajawali B tidak mengendorkan
serangan. Serangan bertubi-tubi datang dari kanan maupun kiri lapangan, kadang
bola keluar mengenai penonton yang memadati stadion, sehingga menyebabkan
kemelut di mulut gawang PSBR, hal ini tidak disia-siakan oleh pemuda dari
Blajud itu yang akhirnya membuahkan goal pertama untuk Rajawali B. kedudukan
sementara berubah menjadi 2-1.
Semangat Rajawali B semakin berkobar. Serangan demi
serangan kembali dilancarkan. Lemparan dimanfaatkan secara manis, namun sayang
belum menghadirkan goal tambahan. Keasyikan menyerang, membuat Rajawali B
kehilangan konsentrasi dalam menjaga pertahanan, lima menjelang berakhirnya
babak kedua, melalui skema serangan yang cukup memukau dengan umpan silang lalu
disodor kembali ke sisi kiri, membuat sang penjaga gawang (yang terbuat dari
bambu) kehilangan konsentrasi, sehingga membuahkan goal ketiga untuk PSBR
(3-1).
Laga semakin panas di penghujung senja ini, dimana
kali ini keeper PSBR harus mengalami silau karena lapangan yang se arah dengan
matahari (biasanya goal keeper utara selatan, namun di lapangan tarkam ini,
goal keeper barat-timur, sehingga goal keeper harus merasakan silau secara
bergantian). Semakin menipisnya sisa waktu dan Rajawali B yang terus
menginginkan kemenangan membuat laga semakin panas. Penonton dan supporter tak
henti-henti memberikan kobaran api semangat kepada timnya masing-masing. Komentator
yang diundang panitia pelaksana pun memberikan hiburan yang tak kalah
menariknya di sisi lapangan.
Skor PSBR Reng-Perreng 3-1 Rajawali B (Blajud)
bertahan hingga peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan.
Penonton dan supporter pun bubar barisan dengan tertib tanpa komando. Namun
masih ada juga yang membeli makanan ringan, seperti cocor dan tangguli, es
cincau, pisang cokelat, kacang-kacang, mizone dan lain sebagainya. Pertandingan
besok tentu akan lebih seru dan mendebarkan.