Lalampan-Liga Cekeran Karduluk.2022. sore ini (12 Oktober) di Lapangan Senayan Somangkaan mempertemukan dua tim sepakbola antara Persip (Palalangan) vs Persiga (Blajud). Diawali dengan jual-beli serangan, umpan-umpan yang mencoba longball, truepast diperagakan oleh kedua tim. Tim persiga datang dengan membawa skuat gaek yang didominasi oleh pemain-pemain angkatan lama, yakni kelahiran sebelum tahun 1990, bahkan ada yang telah berusia cukup tua, namun usia hanyalah angka. Permainan cantik, ketahanan mental dan tak mudah terprovokasi menjadikan lelaki yang telah beruban itu nyaris menjadi panutan.
Berbanding terbalik dengan tim Persip yang dipenuhi
dengan skuat muda, namun tetap memiliki juang yang tak dapat diremehkan, hal
ini terlihat dari gaya permainan yang mencoba membangun serangan dari dua
sayapnya. Meski sering dapat dipotong oleh lini tengah dari Persiga, kebanggaan
publik Palalangan itu terus melakukan gempuran. Benturan-benturan sering
terjadi dalam lapangan sehingga memicu kemelut pada menit belasan, sekitar
empat menit laga terhenti karena kapten dari Persip dianggap melakukan
provokasi, beberapa supporter nyaris memasuki lapangan Senayan Somangkaan.
Namun cekcok dapat diatasi karena wasit dan tim panitia pelaksana cukup sigap
dan tegas. Laga kembali dilanjutkan.
Nomor punggung 10 dari tim Persip, kapten tim, cukup
menjadi perhatian Persiga, begitu sebaliknya, nomor punggung 17 dari tim
Persiga juga selalu dijaga ketat. Babak pertama berakhir tanpa tercipta goal.
Waktu turun minum dimanfaatkan sebaik mungkin oleh kedua tim, sebab tim
official sudah sama-sama mengetahui titik lemahnya, tinggal bagaimana
memanfaatkan peluang untuk menciptkan goal. Lapangan yang memanjang ke barat-timur
ini menyebabkan cahaya matahari sore menyinari lapangan dan pasti salah satu
tim silau. Babak pertama keeper Persip silau dan babak kedua keeper Persiga
yang silau. Liga Cekeran ini terdiri dari tujuh pemain dalam satu tim karena
lapangannya yang kecil. Namun penonton memadati pinggir lapangan.
Peluit panjang babak kedua telah dibunyikan. Kedua
tim memasuki lapangan cokelat (yang tidak manis) bergelombang dan di beberapa
sisi tumbuh rumput liar. Kembali serangan diberikan oleh tim Persip dengan
menyodorkan ke sisi kiri, namun sayang tidak dapat dihentikan dengan baik. Sehingga
bola meluncur ke luar. Di babak kedua sering terjadi offside karena kedua tim
sama-sama menerapkan strategi pertahanan yang cukup tinggi, rapat dan penuh
waspada. Penjagaan ketat terhadap nomor punggung 10, si kutu (kecil, gesit dan
lincah) dari Palalangan dan nomor punggung 17, si rambut pirang yang taktis dan
penuh umpan menjanjikan dari Blajud masih berlanjut, kedua pemain cukup sering
dijatuhkan dalam rangka menjegal laju bola dan juga pergerakan pemainnya.
Pergantian pemain dilakukan oleh Persip untuk sayap kiri.
Pemain nomor punggung 22 cukup sering menerima umpan
terobosan namun sayang bola tidak berhenti tepat di kakinya menyebabkan goal
pun tidak tercipta. Persiga balik menyerang hingga ke sudut kanan (kiri persip)
sehingga menghasilkan tendangan pojok. Tendangan dilakukan. Bola melewati
belakang goal kick. Di menit empat puluh lima (45) beberapa supporter kembali
memasuki lapangan karena terjadi adu mulut antara nomor punggung 22 dengan back
Persiga. Namun bisa kembali dilerai oleh tim Panpel (panitia pelaksana). Babak
kedua diwarnai dengan dua kartu kuning (masing-masing 1 kartu) dan satu
peringatan khusus terhadap pemain Persiga.
Upaya serangan balik dari Persiga di menit-menit
akhir dengan tendangan yang cukup meyakinkan, namun bola mengenai buah hitam
sehingga bertaburan serupa anai-anai yang beterbangan. Tersisa satu menit,
Persiga melakukan pergantian pemain. Namun hingga peluit panjang dibunyikan,
skor kacamata dibawa pulang oleh masing-masing tim. Kedua tim bersalaman dan
berpelukan.